Meskipun usianya tak lagi muda, pria berambut putih ini memiliki tenaga yang terbilang prima.
Ia masih sanggup untuk melakukan berbagai aktivitas pertanian seorang diri setiap harinya dari pagi hingga sore.
Sanusi juga mampu menggunakan cangkul dan arit yang menjadi temannya sehari-hari saat beraktivitas di ladang.
Rutinitas ini pula yang menjadikan kondisi fisiknya tetap bugar hingga saat ini.
"Setiap pagi ke kebun, sore ngored (ngarit), nyangkul," katanya.
Ladang-ladang yang berada tak jauh dari rumahnya tersebut dihasilkan oleh jerih payahnya sendiri.
Ia membeli petakan demi petakan ladang yang dicicil satu per satu, hingga akhirnya jika diakumulasikan mencapai kurang lebih 1 hektar.
Kini ladang-ladangnya tersebut ditanami oleh berbagai tanaman seperti singkong, pisang, dan lainnya.
Kehidupan Sanusi bisa dibilang jauh dari kemewahan, ia hanyalah petani yang setiap harinya berada di kebun.
Tempat tingalnya pun terbuat dari material kayu dan bambu dengan model rumah panggung pada zaman dahulu.
Karena keramahannya, rumah bilik panggung yang ditinggali bersama istrinya tersebut terbuka untuk siapapun yang berkunjung.
Ia mengatakan, teras 'istananya' menjadi tempat favorit bagi siapapun yang ingin mampir, karena memiliki udara yang segar dan jauh dari kebisingan.
"Orang-orang kalau lewat terus berenti pada betah di sini, katanya adem," ungkap Sanusi saat berbincang santai.
Sementara itu, ia pun berharap perlajanan hajinya diberikan kelancaran, kesehatan, serta keselamatan agar pulang ke Indonesia menjadi haji mabrur.
"Mohon doanya," pungkasnya.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya diĀ Googlenews TribunJatim.com