Kasat Reskrim Polres Cianjur, AKP Tono Listianto membeberkan, pelaku bersembunyi di saung area pemakaman tersebut.
Lokasinya di dekat rumah mertuanya.
"Di sekitar lokasi juga, petugas menemukan saung yang diduga dijadikan tempat bagi pelaku untuk bersembunyi dari kejaran polisi," katanya, dikutip dari TribunJabar.id.
Kronologi kejadian
AKP Tono melanjutkan, kronologi kejadian yang menimpa nenek Aisyah.
Semua bermula saat korban hendak pulang ke rumah anaknya.
Setelah turun dari angkutan umum, korban meminta bantuan kepada seorang anak kecil untuk menunjukkan jalan ke rumah anaknya di Kampung Padalengsar, Desa Bunikasih.
Namun, di tengah perjalanan, anak tersebut meminta izin untuk tidak melanjutkan dan langsung pergi.
Tiba-tiba, muncul seseorang yang tidak dikenal yang meneriaki korban sebagai penculik anak.
Warga yang mendengar teriakan tersebut langsung mendekati korban, lalu membawanya dan melakukan penganiayaan berupa pemukulan dan tamparan.
Pelaku Abdul Kohar merupakan provokator dalam kasus ini.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan, Abdul Kohar juga merupakan provokator menuduh penculik, dan mengakui memukuli korban sebanyak tiga kali hingga lebam serta memar," jelasnya.
Selain Abdul Kohar, ada pelaku penganiaya lain yang masih buron hingga sekarang.
AKP Tono berjanji pihak kepolisian segera menangkapnya.