"Terganggu konsentrasi belajar mengajar karena masalah ini. Siswa pun takut melihat orang-orang datang kemari," kata Rosita, melansir Kompas.com.
Pasca peristiwa tersebut, ia telah memanggil Hisar untuk meminta klarifikasi.
Ia juga menanyakan sejumlah siswa yang menyaksikan peristiwa tersebut.
Rosita menilai, tindakan Hisar masih wajar.
Pihak sekolah, sambung Rosita, telah melaporkan secara lisan masalah ini ke Korwil UPTD Dinas Pendidikan.
Rosita berharap, kasus di ruang lingkup sekolah diselesaikan secara internal, bukan melalui laporan ke polisi.
"Saya menilai tindakan beliau (guru Hisar) masih wajar. Kalau guru yang salah, kami juga tindak," ucapnya.
"Kami ingin siswa berbudi pekerti baik. Saya juga sampaikan itu pada saat upacara."
"Tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan di sekolah ini," tambahnya.
Baca juga: Minuman Asal Korea Ada Logo Halal Tapi di Kemasan Juga Tertulis Mengandung Babi, Pembeli Bingung
Ditemui terpisah, ayah PH (13), Roresky Harahap, mengaku telah membuat laporan polisi seminggu setelah dugaan pemukulan tersebut, dengan surat tanda terima No B/167/IV/2025 Polres Simalungun.
Kata Roresky, polisi telah turun melakukan olah TKP di lokasi kejadian.
Namun ia dilarang masuk oleh pihak sekolah karena dituduh bikin keributan.
Alasannya memutuskan membuat laporan polisi karena penyelesaian masalah dari pihak sekolah terkesan lambat.
Ia juga menyesalkan perbuatan guru terhadap putrinya.
Menurutnya, Hisar telah mengaku menampar anaknya.