"Pas pulang sekolah anakku nangis di rumah. Kutanya kenapa menangis, dia bilang ditampar guru di sekolah."
"Coba lah, gimana perasaan kita, kalau anak perempuan kita ditampar," kata Harahap.
Menurutnya, undangan pertemuan dari pihak sekolah tidak menyangkut konflik antara siswa dan guru.
Untuk itu, ia berharap pihak sekolah, khususnya Hisar Pangaribuan, datang meminta maaf.
"Sejak kejadian itu, dia (guru) enggak pernah nanya kepada anakku apa yang sakit."
"Sudah kubilang sama gurunya, 'Pak, jangan anggar uang, Pak. Datang aja ke rumah minta maaf, selesai'," kata Roresky.
Baca juga: Atlet Makan Ayam Tiren Imbas Kekurangan Dana dari Pemerintah, Kini Dapat Sumbangan dari Dermawan
Kasus lainnya, Kepala SD 2 Pasir Tangkil di Kabupaten Lebak, Banten, viral gara-gara minta ganti rugi meja dan kursi yang rusak ke orang tua murid.
Awalnya, orang tua murid bernama Arta Grace Monica viral di media sosial karena nekat menggotong kursi dan meja ke sekolah sang anak.
Wanita berusia 35 tahun tersebut bahkan jalan kaki sejauh 200 meter menggotong kursi dan meja untuk sang anak di sekolah.
Hal itu dilakukan Arta karena sebelumnya ia ditegur sang kepsek, Fifi Siti Rofikoh, gara-gara anaknya dituduh merusak kursi dan meja di kelas.
Kata Arta, Fifi menulis pesan meminta anak-anak tidak merusak fasilitas sekolah dan belum tentu mau mengganti.
Sedangkan meja kursi yang rusak merupakan tempat duduk anaknya.
Terungkap isi pesan yang ditulis Kepsek SD 2 Pasir Tangkil, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, Banten.
"Saya prihatin dengan tempat duduk ini ingin terbaik buat siswa tapi untuk merawatnya susah. Ini kemana penyangga mejanya cuma ada sebelah ? entah harus bagaimana menasehatinya. Suruh mengganti gak mau"
Begitulah isi pesan yang ditulis Fifi.