TRIBUNJATIM.COM - Inilah kisah pengabdian Agus Hermanto (36), guru honorer yang tiap hari antar jemput siswa di pelosok Banyuwagi, Jawa Timur.
Agus sudah menjadi guru di SMP 3 Satu Atap Wongsorejo, Dusun Pringgondani, Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, sebuah kampung di pinggir kawasan hutan sejak tahun 2009.
Selama 16 tahun, Agus tiap hari antar jemput siswa agar mau sekolah.
Ia menceritakan perjuangannya berkali-kali mendatangi rumah-rumah warga untuk membujuk orangtua agar mengizinkan anaknya bersekolah.
Tak jarang, saat ada siswa yang tidak masuk saat ujian, ia akan menjemputnya sendiri, membangunkan, menunggu hingga mandi, lalu membonceng dengan motor ke sekolah.
“Ngajar di pelosok itu capek, tapi begitu lihat anak-anak semangat belajar, hati ini rasanya hangat. Capeknya hilang,” tutur Agus, Senin (5/5/2025), melansir dari Kompas.com.
Ia juga senantiasa mendoktrin anak-anak pedesaan agar tidak minder dengan kilauan kota.
Justru dari desa, Agus menyatakan harapan tidak pernah sirna.
Pengabdian Agus menarik perhatian Bupati Ipuk Fiestiandani yang mengunjunginya secara langsung ke rumah Agus dan memberikan hadiah laptop yang diharapkan dapat dimanfaatkan dengan baik.
“Terima kasih atas kunjungan Ipuk. Laptop ini akan saya manfaatkan untuk mengakses referensi, dan menjangkau dunia pendidikan yang lebih luas,” katanya.
Baca juga: Rasul Guru SD Dipecat usai Memotret Rumah Penerima Bantuan yang Dikorupsi, Wali Murid Ikut Mendukung
Bupati Banyuwangi mengatakan, Agus adalah sebuah potret ketulusan.
Ipuk memuji Agus yang masih muda tetapi pengabdiannya luar biasa.
Karena setiap harinya, Agus harus terbiasa melintasi jalanan berbatu dan menanjak, menempuh medan sulit untuk satu tujuan, memastikan tidak ada anak desa yang putus sekolah hanya karena kendala biaya atau letak geografis.
“Di saat banyak orang seusianya mencari kenyamanan kerja, dia justru memilih tetap bertahan di daerah terpencil,” ujar Ipuk.
Menurut Ipuk, perjuangan Agus bukan hanya soal mengajar, tapi soal menyalakan harapan.