"Hingga ada perubahan kini buburnya menjadi Rp8 ribu hingga Rp10 ribu satu mangkuk, dilengkapi ati ampela, telur puyuh, ayam, emping, kerupuk, dan potongan cakue."
"Bubur ayam yang dirintisnya diberi nama Bubur Ayam Tanjung sesuai tempat," ungkap dia.
Bertahun-tahun berdagang, perlahan usaha mereka tumbuh semakin meningkat dan bubur ayamnya dikenal lezat, gurih, enak di lidah, dengan harga terjangkau.
Hingga akhirnya, salah satu pelanggannya yang merupakan seorang pembimbing haji menginformasikan bahwa waktu tunggu untuk berangkat haji sangat lama.
"Dari sana kami, pada tahun 2010, memutuskan untuk mulai menabung ongkos berangkat ibadah haji. Karena, daftar haji akan menunggu lama dan kami terpikirkan untuk itu," ujarnya.
Baca juga: Rasul Bingung Dipanggil Disdik usai Dipecat Sepihak Sekolah, Tanyakan Kejelasan Pemecatan Guru
Setelah terdaftar dan sedang menabung untuk ibadah haji, kata Wasman, keluarganya diberikan kemudahan untuk bisa membeli rumah baru.
Wasman yang memiliki lima anak pun, dua di antaranya telah lulus kuliah dan tiga lagi masih sekolah SD, SMK, dan SMA.
"Jadi akhirnya alhamdulillah, ongkos ibadah haji lunas dan berangkat tahun ini, rumah baru pun terbeli," ungkapnya.
Wasman pun hanya bisa berpesan kepada warga lainnya.
Bahwa jika sudah berniat ibadah haji, tentunya akan diberikan kemudahan oleh Allah SWT.
"Jadi berusahalah meski sedikit demi sedikit, disertai taat ibadah dan berbuat baik, tentunya akan diberikan segala kemudahan," pungkas dia.
Kisah inspiratif juga datang dari Abdul Rahman MS (53), calon jemaah haji (CJH) asal Desa Lopok, Kecamatan Lopok, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ia terlihat berfoto bersama keluarganya saat pelepasan pada Jumat (9/5/2025).
Rahman mengaku menabung selama 14 tahun hingga akhirnya berangkat pada 2025.
Ia yang bekerja sebagai petani ini giat mengolah sawah dan ladang demi mengumpulkan uang untuk bisa dipanggil ke Tanah Suci.