Pihaknya telah menindaklanjuti kasus tersebut.
Ia pun menyerahkan prosesnya ke Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) setempat.
"Iya benar, Mas, ini sudah diproses dan sudah disampaikan ke BKPSDM, nanti hasilnya kita sampaikan," ujar Abdul Rahmat kepada Kompas.com, Jumat (9/5/2025).
Abdul Rahmat juga menyebutkan bahwa selain RHP, ada sejumlah guru lain di lingkungan Dinas Pendidikan Tuban yang tengah dievaluasi kinerjanya.
"Sebetulnya tidak hanya RHP, tetapi ada beberapa guru juga yang saat ini sedang proses evaluasi kinerjanya," tambahnya.
Sosok RHP tentu berbeda dengan pengabdian guru honorer bernama Agus Hermanto (36) yang mengajar di pelosok Kabupaten Banyuwangi, Jatim.
Pasalnya, perjuangan Agus Hermanto dalam dunia pendidikan meski dirinya hanya guru honorer, patut diapresiasi.
Tak tanggung-tanggung, ia rela menjemput muridnya agar mau sekolah.
Diketahui, Agus mengajar anak-anak di SMP 3 Satu Atap Wongsorejo, Dusun Pringgondani, Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, sebuah kampung di pinggir kawasan hutan.
Sejak tahun 2009, Agus mengajar dengan status honorer di usia masih muda.
Dengan segala keterbatasan yang ada, ia tetap lulus dan meneguhkan hatinya tetap memilih jalan pengabdian sebagai guru.
Agus mengatakan, menurutnya menjadi guru bukan hanya soal mengajar.
Namun lebih kepada menjadi motivator, penggerak, sekaligus penjaga mimpi bagi anak-anak di daerah pelosok.
"Pagi masuk kelas saya tidak langsung mengajar, ada sesi dialog dahulu," ungkap Agus mengawali ceritanya, Senin (5/5/2025), dikutip dari Kompas.com.
"Bertanya apa kabarnya, bagaimana semangatnya, dan apakah ada kendala. Setelah itu baru pelajaran," imbuhnya.