TRIBUNJATIM.COM - Nasib pedagang dipalak untuk buka lapak.
Tak tanggung-tanggung biaya yang diwajibkan ialah Rp1,5 juta.
Namun biaya itu belum termasuk listrik hingga keamanan.
Hal ini dialami oleh pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Kembangan, Jakarta Barat.
Para PKL ini disebut harus mengeluarkan biaya hingga Rp1,5 juta untuk membuka lapak.
Rincian awalnya, pembayaran sebesar Rp1 juta dan iuran bulanan sebesar Rp300.000 hingga Rp500.000.
Baca juga: 2 Preman Pasar Palak Pedagang Sayur Minta Rp5 Ribu, Acak-acak Lapak, Sebulan Bisa Dapat Rp4,5 Juta
Hal ini disampaikan Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, kepada wartawan, Selasa (13/5/2025).
“Di awal Rp1 juta, ditambah bulanan Rp300 ribu sampai Rp500 ribu per bulan," ucap Ade Ary, dikutip dari Warta Kota.
Namun, biaya tersebut belum termasuk lainnya seperti listrik, yang ditarik harian sebesar Rp10.000.
Sementara itu, iuran untuk keamanan dan kebersihan disebut masih perlu didalami lebih lanjut.
“Belum (termasuk seperti listrik), itu untuk bulanan lapak saja, listrik tadi hariannya Rp10 ribu. Keamanan dan kebersihan kami perlu dalami,” katanya.
Terkait temuan pungutan liar (pungli) yang dilakukan para preman terafiliasi dengan organisasi masyarakat (ormas) terhadap pedagang itu, kepolisian sedang melakukan penyelidikan terhadap 22 orang yang telah diamankan.
“Ya, pendalaman lebih lanjut terkait adanya pungutan liar yang ditemukan oleh petugas tadi,” ucap dia.
“Kalau memang dia mengaku dari ormas tertentu, apakah itu ada perintah dan sebagainya. Kami harus mengumpulkan fakta,” jelasnya.
Untuk mencegah kejadian serupa terulang, ia menekankan pentingnya kerja sama semua pihak, termasuk warga dan pengurus lingkungan setempat.