TRIBUNJATIM.COM - Muncul wacana pembukaan kasino sebagai sumber pendapatan negara kini menimbulkan polemik.
Sebelumnya, wacana pembukaan kasino itu dilontarkan demi mendapatkan alternatif pendapatan negara.
Namun wacana itu langsung mendapatkan penolakan.
Di antaranya dari DPRD Jakarta.
Baca juga: Awal Febby Ditawari Kerja Jadi Admin Judi Online, Kini Resign Ungkap Penyiksaan Karyawan: Disetrum
Anggota DPRD Jakarta dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Lukmanul Hakim menyebut, Jakarta tidak membutuhkan pemasukan negara yang mengorbankan tatanan sosial dan moral warganya.
"Secara tegas saya menyatakan menolak membuka kasino untuk menambah pendapatan negara, baik dalam bentuk PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak) maupun sebagai pajak hiburan yang menjadi hak daerah," kata Lukman, Rabu (15/5/2025), dikutip dari Antara.
Anggota Komisi C DPRD yang membidangi keuangan ini menyebut, ide legalisasi perjudian bertentangan dengan nilai dasar kehidupan berbangsa, khususnya dalam konteks Jakarta yang menjadi cerminan wajah Indonesia.
"Model ini lebih fair, lebih adil, dan lebih pantas. Jangan pakai cara-cara yang merusak tatanan sosial dan moral masyarakat. Memang di negeri kita yang kaya raya sudah tidak ada sumber pendapatan lain yang bisa digali?" tegasnya.
Ia menilai wacana tersebut mencerminkan sikap "gelap mata" dalam menghadapi tantangan fiskal, dan mengingatkan banyak cara lain yang lebih bermartabat untuk meningkatkan pendapatan negara.
Salah satu contohnya, adalah kebijakan pajak hiburan tinggi seperti yang diterapkan sejumlah negara saat krisis ekonomi 1929–1939.
Menanggapi klarifikasi dari Anggota Komisi XI DPR RI Galih Kartasasmita, yang menyebut wacana kasino hanya contoh ekstrem dan bukan usulan resmi, Lukman tetap menolak segala bentuk pelegalan perjudian.
"Apapun alasannya, sebaiknya stop. Hentikan wacana buka kasino dan pelegalan perjudian," tegas Lukman.
Sebagai kota megapolitan yang sedang berupaya membangun ekosistem ekonomi kreatif dan pariwisata berkelanjutan, Jakarta disebut tidak sepatutnya menjadi tempat bagi ide-ide yang justru merusak fondasi moral masyarakat.
Galih Kartasasmita sebelumnya membantah pernah mengusulkan pembukaan kasino sebagai sumber penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
Ia menegaskan hanya meminta pemerintah lebih kreatif mencari sumber penerimaan baru, terutama setelah dividen BUMN dialihkan ke Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara dan tak lagi masuk ke kas negara.
Galih menyebut langkah ekstrem seperti Uni Emirat Arab yang membuka kasino hanya sebagai contoh out of the box, bukan usulan.
Ia juga menyoroti potensi sektor pariwisata dan olahraga seperti padel sebagai sumber PNBP baru.
Pesan Cak Imin untuk penjudi
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar memberikan pesan untuk para pemain judi online.
Menurut Muhaimin Iskandar yang akrab disapa Cak imin itu, para pemain judi online dijamin tak akan menang.
Namun, ia juga menyayangkan sikap pemain judi online yang terus saja bermain.
Padahal tak ada jaminan untuk menang.
Baca juga: Langkah Cak Imin di Pilpres 2029, Ketum PKB Tak Mau Tergesa-gesa Dukung Prabowo Subianto
“Sudah tahu tidak akan menang, tapi ikut terus,” kata Muhaimin dalam acara Soft Launching Pemberdayaan dan Rehabilitasi Sosial Berbasis Komunitas, Sentra Cipta Mandiri (SCM), Senin (5/5/2025).
“Judi online sampai kiamat tidak akan menang. Karena judi online itu penipuan. Kita harus atasi ini bersama-sama,” ujar dia melanjutkan.
Cak Imin, sapaan akrabnya, menyebutkan bahwa bahwa judi online adalah salah satu sumber kemiskinan rentan baru.
"Ada masalah baru lagi, kemiskinan rentan salah satu penyebabnya adalah judi online,” kata dia.
Cak Imin mengatakan, Indonesia saat ini dihadapkan pada banyak masalah yang menjadi penghalang dalam pemberdayaan masyarakat.
Oleh karena itu, ia mendorong agar problem di masyarakat dapat segera terselesaikan dengan cara berkolaborasi untuk memecahkan akar masalah yang ada.
“Jujur kita akui, bangsa kita punya banyak masalah. Dan banyak tanggungan problem yang harus kita selesaikan dengan cepat,” ujar Cak Imin.
Cak Imin menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan filantropi dalam mengatasi tantangan sosial, khususnya dalam pemberdayaan masyarakat menuju kemandirian.
Menurut dia, program SCM merupakan pilot project yang akan direplikasi secara nasional untuk mengatasi kemiskinan dan berbagai persoalan sosial lainnya.
SCM juga akan mengintegrasikan layanan dasar seperti pendampingan untuk kesehatan jiwa, pemberdayaan ekonomi, hingga pembinaan umum berbasis komunitas kader.
“Inisiatif ini dari masyarakat, dan pemerintah akan berkolaborasi. SCM adalah ruang kolaborasi yang melahirkan komunitas penggerak perubahan,” ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa ini.
Ia juga menyoroti perlunya meninggalkan ego sektoral antar lembaga pemerintah dan mendorong percepatan kolaborasi sebagaimana diinstruksikan Presiden Prabowo Subianto.
“Tidak boleh ada energi yang sia-sia karena tidak tersambung. Kita lakukan percepatan kolaborasi di semua aspek agar target kemiskinan ekstrem 0 persen bisa tercapai,” ucap Cak Imin.
Pengakuan mantan admin judi online
Pengakuan seorang pria mantan admin judi online (judol) di Kamboja menarik perhatian.
Pria asal Bekasi tersebut bekerja menjadi admin judol selama tujuh bulan hingga akhirnya memilih resign.
Ia pulang ke Indonesia pada 17 November 2025.
Baca juga: Kisah Kastijah Naik Haji di Usia 82 Tahun, Hasil Nabung Rp25.000 dari Jualan Ponggol selama 5 Dekade
Pengalaman pahitnya selama bekerja ilegal dengan tekanan tinggi tersebut diungkap Febby Febriadi (27).
Saat bekerja di perusahaan judi online tersebut, Febby Febriadi berposisi sebagai admin marketing.
Kendati demikian, Febby Febriadi tidak serta merta bisa keluar dari perusahaan tersebut begitu saja.
Ia harus membayar uang penalti sebesar Rp23.000.000 agar bisa mengundurkan diri dari perusahaan judi online tersebut.
Febby Febriadi mengatakan, awalnya ia mendapatkan tawaran untuk bekerja sebagai fotografer dari temannya yang memberikan lowongan pekerjaan.
Ia ditawari kerja di sebuah hotel untuk dijadikan videografer di bidang pemasaran.
Namun sesampainya di Kamboja, Febby Febriadi malah menjadi admin judol dengan durasi kontrak selama satu tahun.
"Sebenarnya itu ditipu ya sama temen, karena mereka bilang di sana tuh buat jadi editor hotel, buat bikin kayak video pemasaran hotel," kata Febby, Jumat (18/4/2025).
Febby berangkat ke Kamboja pada April 2024 lalu, hanya butuh sekitar satu pekan setelah segala persyaratan administrasi seperti paspor, visa, dan tiket pesawat rampung disiapkan.
"Sebelum berangkat pun dari pihak sana cuma minta KTP terus ijazah sama bukti tes urine, prosesnya lumayan cepat," ungkapnya.
Semua biaya akomodasi perjalanan ditanggung pihak perusahaan.
Febby waktu itu belum curiga karena masih terbawa keinginan kerja di luar negeri.
"Bahkan sebelum berangkat pun kita per orang itu dikasih uang 100 dolar buat makan, uang saku buat makan," ucapnya.
Trik perusahaan judol menyelundupkan para pekerja migran ilegal pun menggunakan visa wisata.
Mereka transit dari Jakarta ke Malaysia baru kemudian menyeberang ke Kamboja.
"Karena sebelum berangkat pun dari Jakarta enggak langsung ke Kamboja, karena kita transit dulu di Malaysia," kata Febby.
Dari Malaysia, Febby masuk ke Kamboja melalui jalur darat.
Dia langsung dibawa ke Hotel Rich yang sejak awal menjadi tujuan kerjanya.
Tetapi setelah tiba di Hotel Rich, Febby mulai curiga dengan keberadaan kasino di lantai bawah dan lingkungan di sekitarnya.
Hampir semua pekerja di hotel merupakan orang Indonesia, ditambah lagi penjelasan pihak perusahaan terkait pekerjaan yang akan dilakoni Febby.
"Pas sampai sana itu, pas selesai tanda tangan kontrak, dibaca-baca semua segala macem."
"Pas sampai sana gua pribadi malah dijadiin admin marketing buat judi online," ucapnya.
Baca juga: Cara Ibu-ibu Mendadak Kaya Dapat Rp150 Juta, Ternyata Bohong Ngaku Pengusaha, Kini Ditangkap
Ia menuturkan, bisnis judol tempatnya bekerja memiliki sekitar 2.000 karyawan.
"Bisa sampai 2000-an lah, hampir semua bisa dikatakan 99 persen orang Indonesia," ungkap Febby, Jumat (18/4/2025), melansir Tribun Jakarta.
Mereka terdiri dari admin atau marketing seperti Febby, karyawan yang bertugas mengatur para pekerja, sampai petinggi perusahaan.
"Rata-rata hampir semua karyawan yang ada di sana itu orang Indonesia. Petinggi pun bahkan orang Indonesia semua," ucapnya.
Febby masih mengingat betul bahwa kultur di perusahaan judi online tempatnya bekerja sangatlah tidak baik.
Setiap waktunya, Febby mendapatkan tekanan untuk mencapai target 100 transaksi deposit.
Ia juga harus menarik pengguna baru sebanyak 10 orang dalam sehari.
Jika target tidak tercapai, karyawan yang memantau pekerjaan admin akan memberikan sanksi.
"Banyak sanksi yang didapat sebenernya, seperti misalkan buat gua pribadi itu yang gua dapet itu tekanan mental."
"Tekanan mental dengan cara gua dikata-katain, kata-kata hewan semua segala macam itu masuk ke gua," bebernya.
Tak jarang, Febby mendengar terkait adanya penyiksaan di perusahaan judi online di Kamboja.
Termasuk kepada temannya yang meninggal dunia.
"Kalau penyiksaan itu denger-denger di sana tuh banyak yang sampai kayak mulai dari ginjalnya diambil pernah denger," kata Febby.
"Buat gue pribadi sendiri, yang bener-bener kejadian dirasain sama temen gue itu sendiri ya disetrum, disetrum abis-abisan sama perusahaan," ungkap Febby.
Menurut Febby, perusahaan biasanya menyiksa para karyawan yang tidak memenuhi target atau melanggar peraturan seperti mencuri.
Baca juga: Pantas Murid Diminta Nyicil Rp150.000 per Bulan, Ternyata Buat Study Tour Rp6 Juta, Kepsek Dipanggil
Temannya, lanjut Febby, mendapatkan siksaan karena diduga mencuri uang perusahaan.
Sehingga dia dipaksa untuk mengaku dengan cara disetrum dan tidak diberi makan.
"Dalam artian main itu dia nyuri uang perusahaan. Bahkan sampai di setrum enggak dikasih makan selama tiga hari," kata Febby.
Feby menambahkan, pihak perusahaan biasanya memiliki algojo.
Temannya yang dituduh mencuri disiksa dan dibawa ke sebuah ruangan khusus sampai kabarnya meregang nyawa.
"Disetrum enggak dikasih makan. Dia bener-bener enggak pakai apa-apa disimpan di ruangan. Ruangan ketutup kayak gitu," ucapnya.
Hal ini sontak membuat pekerja lain tertekan.
Mereka mengetahui temannya meregang nyawa dan tak bisa berbuat apa-apa.
"Ya gimana, Yang biasanya dia duduk di samping kita segala macem. Canda-canda kayak gitu ya."
"Ngelihat dan denger berita kalau temen sampe kayak gitu ya udah. Itu bikin semua banyak yang mental hancur," ungkap Febby.
Tak ada pilihan lain, Febby benar-benar terjebak di situasi yang tak menguntungkan sehingga yang ada di pikirannya hanya pasrah mengikuti instruksi.
Setelah kurang lebih tujuh bulan di sana, Febby memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan berhenti dari pekerjaan haram tersebut.
Syarat untuk pulang pun tak mudah, Febby harus membayar denda sebesar Rp23 juta agar bisa kembali ke Tanah Air.
Febby sendiri tak menampik bahwa gaji yang diterima selama bekerja di Kamboja cukup besar, dalam sebulan dia bisa mengantongi upah sampai belasan juta.
Namun akhirnya Febby memutuskan untuk membayar denda.
Pada 17 November 2024, pria asal Bekasi ini berhasil pulang ke Tanah Air dengan selamat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com