"Namun, seiring berjalannya waktu, harapan tersebut belum juga terealisasi. Tahun berganti tanpa adanya kepastian.
Hingga akhirnya, saya memutuskan untuk menempuh perjalanan puluhan kilometer menuju pusat kota guna mencari klarifikasi terkait beasiswa yang dijanjikan.
Sayangnya, sesampainya di sana, saya tidak memperoleh jawaban yang pasti.
Justru saya diarahkan untuk kembali mencari informasi lebih lanjut, tanpa ada kejelasan yang dapat dipegang," tulis Derlin.
Di akhir ceritanya, Derlin lalu berpesan kepada warganet untuk tidak terlalu berharap kepada sesama manusia.
"Melalui pengalaman ini, saya ingin berbagi pelajaran berharga bahwa berharap sepenuhnya kepada manusia seringkali berujung ketidak pastian.
Bukan berarti menyalahkan siapa pun, dan tentu bukan untuk mengemis belas kasihan.
Saya hanya berharap cerita ini dapat menjadi refleksi bagi siapa pun yang membacanya, agar tetap kuat, mandiri, dan terus berjuang dengan kemampuan sendiri," tulis Derlin.
Baca juga: Demi Modal, Derlin Ternyata Dulu Jual Kelinci Peliharaannya, Kini Dapat Beasiswa dari Richard Lee
Diketahui, Derlin sempat berbicara mengenai kisahnya ke Tribun Jakarta.
Saat itu, Ia bercerita, hampir setiap hari dia bangun jam 1 pagi untuk membuat kue-kue yang akan ia jual.
Tanpa dibantu siapa-siapa, Derlin membuat donat, bakpao, hingga basreng.
"Iya jam 1 (bangun), kalau enggak gitu nanti takut kesiangan, apalagi bikin donat sama bakpao harus nunggu ngembang dulu."
"Kadang bangun jam segitu aja suka telat juga," ucap Derlin kepada Tribun Jakarta, Minggu (28/5/2023).
Karena sangat lelah, tak jarang Derlin tertidur di dalam kelas.
"Pernah juga pas mata pelajaran MTK aku ketiduran saking capeknya."
"Dan pas bangun muka aku penuh sama sepidol pak guru," kata Derlin sambil tertawa.