“Kami memiliki sistem kamera sendiri, lengkap dengan suara. Jadi kami sudah mengumpulkan semua bukti. Ini komunitas kecil, jadi kami juga tahu siapa saja yang terlibat,” kata Foister dalam wawancara dengan Fox 13 Memphis.
Foister menambahkan, lima orang dewasa yang terlibat telah dilaporkan ke kepolisian dan dilarang menginjakkan kaki lagi di lingkungan sekolah.
Ia menegaskan komitmennya untuk tidak menoleransi kekerasan dalam bentuk apa pun di lingkungan pendidikan.
“Keselamatan siswa, staf, dan semua yang ada di lingkungan sekolah adalah prioritas kami. Kami tidak akan mentoleransi perilaku siapa pun, baik orangtua, siswa, staf, atau pengunjung, yang mengganggu lingkungan belajar atau mengancam keselamatan,” tegasnya dalam pernyataan resmi distrik.
Baca juga: Dinas Pendidikan Tuban Larang Sekolah Lakukan Pungutan untuk Wisuda dan Study Tour
Foister juga mengkritik keras para orangtua atas tindakan yang dinilainya memberi contoh buruk bagi anak-anak.
“Jika Anda datang ke sekolah kami dan membahayakan keselamatan siswa serta staf, saya akan menuntut Anda dengan semua pasal yang bisa saya gunakan,” ujarnya tegas.
Namun, ia memastikan bahwa anak-anak dari orangtua yang terlibat tetap akan diberi hak untuk bersekolah.
“Saya tidak ingin menghukum anak-anak atas tindakan orangtuanya,” ujar Foister.
“Satu-satunya pengecualian adalah jika Anda orangtua, Anda tetap boleh mengantar dan menjemput anak Anda. Tapi selain itu, Anda dilarang memasuki sekolah,” pungkasnya.
Berita Lain
Para anak TK di Tangerang Selatan tak mengira latihan marching band diamuk dua preman.
Tak dipungkiri, anak-anak TK tersebut syok saat melihat guru mereka ditodong pisau oleh salah satu pelaku.
Salah satu orang tua murid TK di Tangerang Selatan, Nurfita, memberikan kesaksiannya.
Ia mengungkapkan, sang anak menyebut preman yang ngamuk di hadapannya sebagai orang jahat.
"Acara latihan marching band kemarin dibatalin karena ada orang jahat marah-marah," kata Nurfita menirukan perkataan sang anak pada Sabtu (15/2/2025).