“Tidak harus anak nakal yang ikut kegiatan ini. Kebetulan anak saya baik, tetapi agak manja. Saya ingin dia lebih mandiri, lebih percaya diri dan cinta negara,” ucapnya.
Ia pun berharap anaknya tumbuh menjadi lelaki sejati yang berani bersosialisasi dan tidak introvert.
“Saya ingin dia bergaul dengan makin banyak orang, asalkan positif,” tambahnya.
Lebih dari sekadar pembinaan individu, harapan besar mereka tertuju pada masa depan bangsa.
“Kita baca di media banyak anak yang terlibat pergaulan bebas dan tawuran. Itu sangat mengkhawatirkan. Saya berharap program ini menciptakan generasi berkualitas. Apalagi kita kan ingin menuju Indonesia Emas,” tutup Prisdi.
Di balik bentangan langit Depok pagi itu, tersimpan harapan-harapan yang menanti bunga mekar dari jiwa-jiwa muda yang sempat tersesat.
Barak militer bukan sekadar tempat, tapi menjadi pangkal baru bagi mereka yang ingin bangkit dan berjalan kembali menuju cahaya masa depan.
Senada dengan ibu-ibu tadi, Dedi Mulyadi menceritakan program kirim ke barak yang disebutkan sebelumnya.
Tingginya minat orang tua yang ingin mendaftarkan anak untuk dikirim ke barak mengikuti program pendidikan militer direspon Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi mengungkapkan, orang tua gelisah dengan nasib anaknya.
Hal ini harus dijawab pemerintah.
Ia juga mencontohkan jumlah orang tua yang mendaftar.
Baca juga: Pekerjaan Pacar Baru Dedi Mulyadi, Kisah Cinta Dulu Cerai dari Anne Ratna, Sempat Dekati Sani Aqila
“Contoh di Depok, yang daftar sudah lebih dari 270, itu cermin bahwa ada kegelisahan orang tua yang harus dijawab,” kata Kang Dedi saat ditemui di Universitas Indonesia, Selasa (27/5/2025).
Selain itu, Bupati Purwakarta periode 2008-2018 tersebut menegaskan akan terus melaksanakan pendidikan di barak militer meski ditentang Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
“Terserah KPAI saja yang penting kalau saya sih karena saya sayang sama warga Jabar, saya akan terus melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi kepentingan warga Jabar,” ungkapnya.