Mitroatin mengaku prihatin dengan kondisi dampak lingkungan yang ditimbulkan dari aktivitas pabrik tersebut.
“Memang benar, bau yang timbul sangat menyengat. Kami sangat kecewa karena niat kami untuk mencari solusi justru disambut dengan sikap kurang bersahabat,” ungkap Mitroatin.
Dalam sidaknya para legislator menemukan adanya perizinan yang harus dilakukan peninjauan kembali alias revisi mengingat dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh pabrik.
Politisi Partai Golkar ini menegaskan, jika PT STI belum mengantongi izin operasional secara lengkap, maka seharusnya perusahaan menghentikan seluruh aktivitas produksinya.
Mitroatin juga menekankan bahwa Pemkab Bojonegoro mendukung adanya investasi di daerahnya. Namun, dengan catatan tidak boleh mengabaikan dampak lingkungan, terlebih mengganggu kesehatan dan kenyamanan masyarakat.
“Besok, kami akan memanggil semua pihak terkait untuk membahas tuntas permasalahan ini. Kami tidak anti-investasi, tapi keselamatan dan kenyamanan masyarakat, khususnya anak-anak, harus menjadi prioritas,” tegasnya.
Sementara itu, belum ada keterangan resmi yang disampaikan oleh PT Sata Tec Indonesia. Sejumlah awak media yang mencoba mengonfirmasi, direspon dengan dingin. Perwakilan manajemen PT STI, Nur Hidayat, memilih bungkam dan enggan memberikan komentar banyak.
“Mohon maaf, Mas, saya no komen,” singkatnya.