TRIBUNJATIM.COM - Keputusan seorang pejabat tinggi negara tengah menjadi sorotan warga di Mongolia.
Perdana Menteri Mongolia telah mengundurkan diri setelah foto-foto media sosial tentang gaya hidup mewah putranya memicu penyelidikan antikorupsi dan protes massa selama berminggu-minggu.
Luvsannamsrain Oyun-Erdene, yang membantah melakukan kesalahan, kalah dalam mosi tidak percaya di parlemen pada hari Selasa.
Foto-foto viral tersebut dimaksudkan untuk memperlihatkan putra Oyun-Erdene dan pacar putra tersebut memamerkan tas bahu Dior hitam dan beberapa tas belanja saat liburan pertunangan mereka.
Para pengunjuk rasa mempertanyakan bagaimana keluarga Oyun-Erdene mampu membiayai kehidupan mewah seperti itu.
Media lokal melaporkan bahwa badan antikorupsi negara itu telah menyelidiki keuangan mereka.
Foto tas Dior yang kabarnya diunggah oleh sang pacar itu diberi judul: "Selamat ulang tahun untukku". Foto lainnya diduga memperlihatkan pasangan itu berciuman di kolam renang.
Gambar-gambar tersebut telah dibagikan di media sosial dan dipublikasikan oleh media lokal.
Selama pemungutan suara mosi tidak percaya pada hari Selasa, 44 dari 88 anggota parlemen yang ikut serta dalam pemungutan suara rahasia memilih Oyun-Erdene, sementara 38 lainnya memilih menentangnya.
Ia membutuhkan dukungan dari sedikitnya 64 dari 126 anggota parlemen.
"Merupakan suatu kehormatan untuk mengabdi kepada negara dan rakyat saya di masa-masa sulit, termasuk pandemi, perang, dan tarif," katanya setelah pemungutan suara.
Baca juga: Reaksi Pejabat soal Korpri yang Mengusulkan Batas Usia Pensiun ASN Ditambah Menjadi 70 Tahun
Ratusan pengunjuk rasa, banyak dari mereka adalah kaum muda, telah turun ke jalan selama dua minggu sebelum pemungutan suara, menuntut pengunduran diri Oyun-Erdene.
Oyun-Erdene telah menepis tuduhan korupsi dan menuduh para kritikus melancarkan kampanye kotor terhadap dirinya.
Menurut Transparency International, Mongolia telah mengalami korupsi yang semakin parah sejak Oyun-Erdene berkuasa. Tahun lalu, negara itu menduduki peringkat ke-114 dari 180 negara dalam hal transparansi pemerintahan.
Sebagai bekas negara komunis yang diapit antara Rusia dan Cina, Mongolia telah beralih ke demokrasi sejak runtuhnya Uni Soviet pada awal 1990-an.