Sang pria menawarkan diri untuk mengantarnya ke terminal menggunakan mobil karena jarak yang cukup jauh, namun Gito menolak.
Ia berdalih masuk angin apabila melakukan perjalanan dengan mobil. Ia pun tetap kukuh untuk meneruskan perjalanannya sendirian di tengah malam itu.
Hingga kemudian, sang pria menawarkan Gito untuk naik ojek saja. Ia bermaksud menolong Gito dengan memesankan ojek untuknya.
Gito pun mau menerima tawaran itu setelah dipaksa.
Baca juga: Tangis Kuli Bangunan Tak Jadi Jual Rumahnya Rp 60 Juta Demi Anak Masuk UI, Kini Ali Dapat Beasiswa
Gito kemudian bercerita, bahwa dirinya akan pulang ke Nganjuk dan telah berjalan kaki dari Pasuruan sejak subuh sebelumnya.
Hal ini dia lakukan karena tak memiliki uang untuk ongkos ke rumah.
Sudah sebulan ia bekerja sebagai kuli, gajinya tak kunjung dibayar oleh sang mandor.
"Mandornya bermasalah pak, waktunya bayaran ditinggal," kata Gito.
Hatinya pun remuk dan merasa tertipu.
Gito tak tahu apa yang harus ia lakukan untuk tiga anaknya di rumah tanpa uang sepeserpun.
Kata Gito, ini pengalamannya yang pertama kali bekerja jauh dari tempat tinggalnya.
Bekerja di kota, rupanya tak seperti yang ia harapkan. Pengalaman pahit dirasakan, bahkan tak tahu harus bagaimana cara pulang ke rumah.
"Pulang nggak bawa uang sama sekali?," tanya sang pria.
"Nggak ada," jawab Gito.
Meski demikian, Gito mengaku tak marah dengan mandornya itu.