TRIBUNJATIM.COM - Kabar seorang siswa SMKN 1 Bangun Purba menggadaikan HP demi bisa ikut ujian itu masih hangat diperbincangkan.
Kakak dari siswa SMKN mengurai pengakuan terkait perilaku para guru yang terlibat.
RL, seorang siswa SMKN 1 Bangun Purba jadi sorotan lantaran cerita menggadaikan HP karena tak punya uang.
RL tak punya uang sebesar Rp 240 ribu untuk mengikuti ujian praktek yang berlangsung di sekolah.
Sehingga RL menjadi seorang siswa kelas satu SMK Negeri 1 Bangun Purba di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau, yang tidak bisa ikut ujian lantaran belum membayar uang praktik, Senin (2/6/2026).
Siswa berinisial RL terpaksa menggadaikan handphone-nya untuk membayar uang praktik agar bisa ikut ujian.
Terbaru terungkap, Abang kandung Resta, Arles Lubis, saat dikonfirmasi Kompas.com, membenarkan persoalan ini.
"Benar, adik saya tidak bisa ikut ujian karena belum bayar uang praktik Rp 240.000," akui Resta kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (3/6/2025), seperti dikutip TribunJatim.com, Kamis (5/6/2025).
Baca juga: Siswa SMKN Dapat Rp1 M Berhasil Buat Minyak Goreng Produksi Sendiri, Gubernur Siap Bangun Pabrik
"Namun, kemarin saya dapat kabar guru sekolah sudah buat klarifikasi dan adik saya diikutkan ujian dan dapat nilai. Namun, kan klarifikasinya sore, sedangkan adik saya ujiannya pagi. Setelah heboh berita itu, baru adik saya bisa ujian," imbuhnya.
Lebih lanjut, Arles menjelaskan, RL pergi ke sekolah Senin pukul 07.00 WIB untuk melaksanakan ujian.
Namun, pada pukul 07.30 WIB, RL balik pulang meminta uang praktik kepada ibunya.
"Mamak (ibu) sedang tidak ada uang, jadi adik saya menangis tak bisa ikut ujian. Dia mau ikut ujian juga, tetapi tak ada duit kata mamak. Saya pun juga sedang enggak ada uang, gimana mau bantu. Kami lagi susah-susahnya," kata Arles.
Dalam kondisi menangis, sebut dia, RL pergi ke konter menggadaikan handphone-nya untuk membayar uang praktik supaya bisa ikut ujian.
Setelah menggadaikan handphone, RL kembali ke sekolah.
"Tapi pas sampai di sekolah, datang seorang gurunya bilang siapa yang memberi tahu ini ke wartawan, katanya. Adik saya jawab tidak tahu, mungkin abang yang kasih tahu wartawan. Duit (praktik) masih dipegang adik saya, terus guru ini kocar-kacir menelepon saya. Jadi, akhirnya adik saya bisa ujian, tak ada minta apa-apa lagi," ujar Arles.