Pemkab Pasuruan

Di Balik Pintu Kerja Mas Rusdi: Gebrakan, dan Ikhtiar Panjang untuk Pasuruan

Penulis: Galih Lintartika
Editor: Samsul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KERJA NYATA - Bupati Pasuruan Rusdi Sutejo saat menerima kunjungan tim Tribunjatim Network.
KERJA NYATA - Bupati Pasuruan Rusdi Sutejo saat menerima kunjungan tim Tribunjatim Network.

Di bidang infrastruktur, Mas Rusdi tak ingin banyak bicara. Rp100 miliar digelontorkan untuk perbaikan jalan rusak, merespons keluhan masyarakat yang kerap ia pantau sendiri lewat media sosial. “ASN harus melayani, bukan dilayani,” ucapnya sambil tersenyum tipis.

Jalur-jalur penting seperti Lekok, Rejoso, Mangkrengan, hingga Sidogiri–Rembang mulai disentuh. Dibentuk pula Unit Reaksi Cepat untuk tambal sulam jalan rusak. Mas Rusdi tahu, kecepatan bukan hanya soal perbaikan, tapi juga soal respon.

“Kami baru tiga bulan bekerja, mohon masyarakat bersabar. Kami maksimalkan anggaran daerah,” katanya.

Sekolah Rakyat dan Pendidikan Agama

Di sektor pendidikan, ada lebih dari seribu ruang kelas rusak berat. Ia tak menunggu sempurna. Tahun ini, 300 ruang belajar diperbaiki dengan dana Rp40 miliar. Insentif bagi guru swasta, madrasah diniyah, MI, hingga pondok pesantren juga diperkuat. Beasiswa disiapkan, tak hanya untuk siswa berprestasi, tapi juga santri dan atlet Porprov peraih medali emas.

Dari Layanan Kesehatan Hingga Ambulans Gratis

Di bidang kesehatan, pendekatannya bersifat praktis. Universal Health Coverage (UHC) Kabupaten Pasuruan sudah mencapai 100 persen. Warga yang belum punya BPJS tetap bisa berobat gratis, baik di faskes pemerintah maupun swasta.

Hal-hal kecil tapi berdampak besar digratiskan: surat keterangan sehat, pemeriksaan calon pengantin, hingga layanan ambulans dan mobil jenazah milik pemerintah.

“Kalau bisa digratiskan, akan kami gratiskan,” katanya.

Ia juga menyiapkan langkah antisipatif terhadap DBD dan penyakit menular lain, dengan penanganan dini dan layanan yang dipercepat.

Koperasi Merah Putih, Sekolah Rakyat, dan Beras Nol Gula

Dukungan terhadap program nasional juga tampak nyata. 365 desa didorong membentuk Koperasi Merah Putih. Biaya pengurusan badan hukum ke notaris digratiskan, pemerintah siapkan Rp1 miliar. Pasuruan juga jadi yang pertama menggelar Sekolah Rakyat dengan rombongan belajar terbesar se-Jawa Timur.

Di sektor pangan, LPPNU mengembangkan inovasi beras rendah gula bahkan nol gula. Jika terbukti dari hasil lab, Mas Rusdi ingin rumah sakit bisa ambil langsung dari petani lokal. “Kalau benar nol gula, bisa jadi solusi baru bagi penderita diabetes,” katanya.

Etos Baru: Prima dan Ramah

Mas Rusdi tahu, kerja besar butuh tim kuat. Ia ingin ASN menjadi pelayan prima dan ramah. “Waktunya kita berlari. Harus prima, harus ramah,” tegasnya.

Halaman
123

Berita Terkini