Di kantor Dinsos, HH menandatangani surat pernyataan agar tidak akan mengulangi perbuatannya.
Oleh petugas Dinsos, ia diantar ke tempat kosnya di Jalan Medan Area, Kelurahan Proklamasi, Siantar Barat.
"Respons beliau menerima, dengan surat pernyataan," ucap Risbon.
Baca juga: Pengamen Tiba-tiba Serang Sopir Angkot Bikin Penumpang Serangan Jantung, Pelaku Kini Diburu Polisi
Atlet Berprestasi
Belakangan, informasi yang beredar menyebutkan bahwa pria tunanetra tersebut bukanlah sosok biasa.
Ia diduga merupakan mantan atlet cabang olahraga goalball, yakni olahraga beregu yang khusus dimainkan oleh para penyandang disabilitas netra.
Selama aktif bertanding, ia bahkan dikabarkan kerap meraih juara dalam sejumlah turnamen daerah.
Banyak warganet mengecam keras tindakan kekerasan tersebut dan menilai razia yang dilakukan tidak manusiawi, apalagi melibatkan penyandang disabilitas.
“Razia bukan berarti bebas berlaku kasar, apalagi pada orang tunanetra yang bahkan tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi,” tulis salah satu komentar yang turut menyebarkan ulang video tersebut.
Peristiwa ini menambah sorotan terhadap praktik razia di ruang publik, khususnya dalam penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), gelandangan, dan pengemis.
Lembaga perlindungan disabilitas pun mendesak aparat penegak hukum untuk segera menyelidiki dugaan kekerasan dalam kejadian ini.
Selain itu, mereka juga meminta pihak terkait untuk memberikan penanganan yang lebih manusiawi terhadap kelompok rentan