TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kepulangan jemaah haji Nurul Hasanah (58) dan suaminya Muhammad Latif (60) benar-benar mengundang haru. Tidak saja sang istri yang mendorong suaminya di atas kursi roda selama di Tanah Suci.
Tapi keberangkatannya naik haji juga berkat kemurahan hati tetangga dan saudaranya di Desa Banasare, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep, Jatim. Saat hendak berangkat pasutri penjual gorengan ini tidak punya uang.
Banyak tetangga patungan memberi uang saku. Begitu juga saudara-saudaranya. Jemaah haji pasutri dari Kloter 24 ini sangat bersyukur dapat berangkat haji meski sang suami di kursi roda.
"Saya tidak menyangka berangkat haji dengan kondisi seperti sekarang ini. Tetapi ini adalah takdir terbaik Allah SWT untuk saya," tutur Nurul, melalui keterangan tertulis PPIH Debarkasi Surabaya, Kamis (19/6/2025).
Penjual gorengan itu menuturkan, awalnya saat mendaftar haji kondisi Latif pada 2012 dulu masih sehat. Latif juga dikenal sukses merantau di Malaysia.
"Setelah mulai merantau pada 2004, saat itu suami berhasil dengan usaha jual beli rumah di Malaysia," terang Nurul.
Namun, di tengah kebahagiaan mereka saat itu tahun 2015 mendapat cobaan. Suaminya terkena serangan stroke.
"Saat itu dia masih di Malaysia. Semua pengobatan kami tanggung sendiri tanpa asuransi. Subhanallah, bisa dibilang kami habis-habisan menggunakan harta kami untuk pengobatan suami saat itu," ucapnya tertunduk.
Pihak medis menyebutkan ada pembuluh darah ke otak yang pecah. Akibatnya kepala Latif akhirnya dioperasi.
"Saat itu saya sempat koma selama 15 hari. Biaya untuk operasi sekitar 500 juta rupiah kalau dikurskan dari ringgit, semua kami bayar sendiri," tutur Latif di samping istrinya.
Setelah suaminya pulih, Nurul dan suami kembali ke Sumenep. Namun Latif tidak bisa bekerja.
Nurul yang sehari-hari jualan gorengan seperti ote-ote dan pisang goreng. Rata-rata keuntungan yang diperoleh perhari sekitar Rp 20.000.
Selain jualan keliling, Nurul juga berjualan di acara-acara seperti pesta pernikahan, khitanan, atau pengajian umum.
"Kalau ada acara pesta, selain gorengan, saya jualan rujak. Lumayan bisa dapat keuntungan lebih banyak," ceritanya.
Ia menceritakan untuk pelunasannya, dia berjuang semampunya agar mampu melunasi biaya hajinya dan suami.