Berita Viral

Pisah 17 Tahun Sejak Bayi, Saudara Kembar Tak Sadar Bersahabat, Terungkap Alasan Keluarga Rahasiakan

Penulis: Ani Susanti
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SAUDARA TERPISAH - Sepasang saudara kembar perempuan di China yang terpisah saat bayi, bertemu kembali di usia 17 tahun tanpa menyadari jika mereka adalah saudara kembar. Keluarga sengaja rahasiakan.

TRIBUNJATIM.COM - Inilah kisah saudara kembar bertemu setelah 17 tahun.

Saudara kembar di China itu berpisah sejak mereka saat masih bayi.

Saat sudah berusia 17 tahun, mereka lalu bersahabat hingga kemudian tahu bahwa mereka adalah kembar.

Rupanya, saudara kembar itu diadopsi oleh dua keluarga berbeda, namun tinggal di kota yang sama.

Dikutip dari South China Morning Post via Kompas.com, Zhang Guoxin dan Hai Chao lahir sebagai anak kembar di keluarga kurang mampu di Provinsi Hebei, China utara.

Karena kondisi ekonomi yang sulit, orang tua kandung mereka memutuskan menyerahkan keduanya untuk diadopsi saat masih berusia 10 hari.

Salah satu syarat adopsi saat itu di Provinsi Hebei adalah kedua keluarga angkat harus berasal dari kota yang sama.

Meski demikian, kedua anak ini tumbuh di lingkungan terpisah dan tidak pernah tahu tentang keberadaan satu sama lain.

Usia 17 tahun merupakan saat pertama mereka bertemu.

Baca juga: Meninggal 3 Tahun Lalu, Wajah Melisha Masih Utuh dan Cantik, Saudara Kembar Melitha Sidabutar

Pertemuan itu berawal dari teman Hai Chao yang memberi tahu bahwa ada penjaga toko pakaian di kota tersebut yang memiliki wajah sangat mirip dengannya.

Hai Chao penasaran dan pergi melihat langsung. Di sanalah ia bertemu dengan Zhang.

Pada pertemuan pertama, Hai Chao dan Zhang langsung akrab dan merasa memiliki ikatan. Seiring waktu, mereka menyadari bahwa memiliki banyak kemiripan identik.

Hai Chao dan Zhang mengetahui lahir di tanggal yang sama. Keduanya sempat pula hampir meninggal karena sakit saat berusia 100 hari.

Mereka juga memiliki suara yang sama, gaya rambut yang sama, hingga selera makan yang identik.

Mereka menjalin persahabatan tanpa tahu bahwa mereka adalah saudara kembar. 

Baca juga: Curhat Wanita Baru Tahu Punya Saudara Kembar Viral, sempat Mengira Sepupu, Keluarga Asuh Bungkam

Menariknya, kedua keluarga angkat mereka sebetulnya mengetahui bahwa Zhang dan Hai Chao adalah anak kembar.

Mereka sengaja merahasiakan sebab takut kehilangan anak-anak jika ingin kembali ke keluarga kandung.

Namun, setelah Zhang dan Hai Chao 14 bulan menjalin persahabatan, kedua keluarga akhirnya memutuskan untuk mengungkap kebenaran.

Zhang dan Hai Chao pun tidak tahu siapa di antara mereka yang lahir duluan. Mereka lalu memutuskannya dengan suit untuk menentukan siapa yang lebih tua.

Zhang menang dalam suit tersebut. Setelah itu keluarga angkat mereka mengonfirmasi bahwa memang Zhang adalah kakak.

Setelah tahu bahwa mereka adalah saudara kandung, kebersamaan mereka justru semakin erat. Bahkan tanpa saling memberi tahu, keduanya membeli apartemen di kompleks yang berdekatan.

Lebih mengejutkan lagi, anak-anak mereka, yang masing-masing kini berusia 13 tahun, ditempatkan di kelas yang sama di sekolah.

Guru-guru di sekolah bahkan sering bingung membedakan mereka saat hanya satu orang tua yang hadir dalam rapat wali murid.

Kini, di usia 37 tahun, Zhang dan Hai mengelola akun media sosial bersama dengan lebih dari 62.000 pengikut.

Meskipun mereka belum pernah mencari keluarga kandung mereka, keduanya baru saja merayakan 20 tahun reuni yang mempertemukan mereka kembali.

“Setiap hari selama dua dekade terakhir penuh dengan kebahagiaan. Aku bersyukur bisa bertemu denganmu. Mari menantikan dua dekade berikutnya bersama," tulis postingan mereka dalam media sosial, dikutip dari SMCP.

Cerita mereka pun mengundang simpati dan komentar dari warganet.

“Dunia ini luas, tapi bumi itu bulat. Orang-orang yang ditakdirkan untuk bertemu, akan bertemu juga pada waktunya," tulis salah satu warganet dalam komentar tersebut.

“Kalian memang kehilangan masa kecil bersama, tapi kalian akan menghabiskan sisa hidup dengan bahagia bersama," tulis komentar lainnya. 

Kisah Lain

Dua anak laki-laki kembar yatim piatu, Arya Satya Rafly Sukmono (12) dan Nata Rifqi Faiz Sukmono (12), tampak sangat bahagia setelah menerima bantuan dari Polres Kediri, Rabu (11/9/2024).

Dalam momen haru tersebut, keduanya mendapatkan bantuan berupa sepeda kayuh yang sudah lama diimpikan.

Selain itu, keduanya seperangkat alat salat, dan buku untuk mengaji iqra, serta bantuan sembako dan santunan.

"Hari ini, kami memberikan bantuan sepeda kayuh, seperangkat alat salat, dan buku untuk ngaji iqra. Selain itu, kami juga memberikan sembako dan santunan," Kapolres Kediri AKBP Bimo Ariyanto melalui Waka Polres Kediri Kompol Verawaty Thaib.

Bantuan dari Polres Kediri ini datang setelah kasus kedua anak kembar tersebut menjadi perhatian masyarakat dan viral di media sosial. 

"Harapannya adalah bantuan ini dapat meringankan beban hidup mereka dan memberikan sedikit kebahagiaan di tengah kesulitan yang mereka alami," ungkap Verawaty.

Baca juga: Cerita Tiga Saudara Kembar di Lamongan yang Gelar Resepsi Pernikahan Bareng, Sempat Tertunda

Kedua anak kembar ini tinggal bersama pamannya, Fridatama Dwi Hermawan, di Desa Tunge, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri.

Keduanya menjadi yatim piatu setelah kehilangan orang tua mereka dalam waktu yang berbeda.

Sang ibu meninggal saat mereka berusia 1 tahun 8 bulan, sementara ayah mereka meninggal ketika mereka berusia 6 tahun.

Fridatama, yang merawat keponakannya setelah kematian orang tua mereka, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Polres Kediri atas bantuan yang diberikan.

"Kedua anak ini memang sangat ingin sepeda kayuh baru dan buku untuk ngaji. Saya sangat berterima kasih kepada Polres Kediri atas bantuan ini," kata Fridatama.

Baca juga: 2 Saudara Kembar di Blitar Raup Cuan Rp 500 Juta di Momen Ramadan, Bisnis Kue Kering

Arya Satya Rafly Sukmono, salah satu anak kembar, menderita penyakit varises esofagus sejak usia dini, yang memerlukan perawatan medis intensif.

"Ketika penyakitnya kambuh, Arya muntah darah dan memerlukan transfusi darah yang tidak dapat diprediksi kapan terjadinya," jelas Fridatama.

"Meskipun kondisinya sulit, kami juga mendapatkan bantuan dari pihak pemerintah desa," imbuhnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini