Lalu, mengenai adanya dugaan bahwa sang anak juga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Ida tak menampiknya.
Bahwa, sang anak diketahui sudah tiga kali dijajakan oleh salah satu teman perempuan berusia dewasa dalam kelompok tersebut untuk menjajakan kemolekan tubuhnya kepada pria hidung belang.
"Kemarin, ya dia sama teman-temannya itu. Ada perempuan dewasa 1 orang, yang mungkin jadi iya (muncikari). (Berhubung badan layani pelanggan) lupa saya, berapa kalinya. Tapi kalau selama kabur, kalau engga salah 3 kali, kayaknya, dapat pelanggan. Ya berkeliaran di hotel-hotel tengah kota," terangnya.
Menurut Ida, peran keluarga dan keharmonisan hubungan kedua orangtua juga menentukan kondisi tumbuh kembang dan mentalitas sang sang anak.
Diharapkan komunikasi yang terjalin baik antara anak dan orangtua dapat memastikan anak memperoleh hak-haknya untuk tumbuh dan berkembang secara layak.
Perlu kiranya menciptakan situasi yang harmonis di dalam keluarga, sehingga anak dapat menyampaikan segala sesuatu secara jujur dan terbuka, mengenai kehidupan dengan temannya, gurunya, dan orang-orang di sekitarnya tempat tinggal.
Agar, para orangtua dapat memantau dan mengetahui apa yang baik dan tidak baik dilakukan oleh sang anak.
"Selama ini kami menggaungkan terus bahwa ketahanan keluarga itu yang sangat penting. Karena keluarga itu akan berefek kemana-mana. Kalau keluarga itu pecah pasti akan berdampak ke anak ke istri," pungkasnya.
Sementara itu, Kasi Humas Polrestabes Surabaya AKP Rina Shanty Nainggolan mengatakan, motif remaja perempuan tersebut kabur dari rumah lalu bergabung dengan teman-temannya yang berusia dewasa karena salah pergaulan.
"Salah pergaulan, seperti kebanyakan anak sekarang suka berontak. Dia statusnya masih sekolah, makanya dia masih anak," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, pada Selasa (24/6/2025).
Penanganan kasus tersebut, penyidik gabungan dari Anggota Polsek Tegalsari dan Unit PPA Polrestabes Surabaya berfokus pada pemulihan kondisi psikis remaja perempuan tersebut.
Tujuannya, agar remaja perempuan tersebut dapat segera ditemukan, lalu dikembalikan oleh kepada orangtuanya.
"Kami kan lebih kepada karena dia kabur dari rumah, maka kami fokus pada penyelamatan agar dia engga terjerumus pada hal yang tidak baik," terangnya.
Bahkan, ungkap Rina, pihaknya sudah sempat menawarkan agar remaja perempuan tersebut dapat dititipkan di rumah aman untuk sementara waktu agar mendapatkan pendampingan psikologi secara maksimal.
Namun, pihak orangtua dari remaja perempuan tersebut, lebih memilih agar proses pendampingan dilakukan pihak DP3APPKB Kota Surabaya.