Berita Viral

Resign usai Mengabdi 5 Tahun, Mantan Pegawai Jadi Pemetik Buah di Australia, Gaji Rp300 Ribu per Jam

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PEMETIK BUAH - Merianti, warga negara Indonesia yang mengikuti program WHV di Australia. Ia resign dan memutuskan bekerja sebagai pemetik buah dengan gaji Rp300 ribu per jam.

“Salah satu yang paling terasa adalah sistem rekrutmennya. Di Australia, beberapa tempat kerja menerapkan sistem trial, biasanya 3 jam, untuk menilai kemampuan kita langsung di lapangan," ujar dia.

"Sedangkan di Indonesia, prosesnya lebih panjang dan sering kali hanya menilai dari ijazah atau nilai akademis, bukan skill kerja,” ucap Merianti.

Dengan upah minimum 30,13 dolar Australia per jam atau sekitar Rp 331.000, Merianti mengaku bisa mencukupi biaya hidup, sewa tempat tinggal, dan menabung.

Baca juga: Pantas Guru Sekolah Swasta Resign Massal, Bayar Rp 500 Ribu Jika Kerja Buruk hingga Asuh Anak Kepsek

Pembayaran gajinya dilakukan mingguan atau dua mingguan.

"Di Australia, kedisiplinan itu sangat penting. Kalau sering telat, bisa dianggap enggak bertanggung jawab dan berisiko diberhentikan," kata dia.

"Tapi di sisi lain, mereka juga sangat adil. Datang on time, pulang juga on time. Bahkan, kalau harus lembur, tetap dibayar sesuai jam kerja. Break time juga wajib diberikan," tuturnya lagi.

Selama bekerja di Australia, Merianti tidak pernah merasakan diskriminasi.

“Mereka punya aturan ketat soal bullying dan harassment, jadi siapa pun yang melanggar bisa langsung dilaporkan,” katanya.

Pesan untuk Anak Muda Indonesia

Bagi anak muda Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri, Merianti berpesan untuk aktif mencari informasi.

“Kumpulkan informasi sebanyak mungkin, lalu ikuti prosesnya dengan sabar," kata Merianti.

"Sebab, pada akhirnya ketika sudah berada di luar negeri pun harus bisa melakukan apa-apa secara mandiri,” pungkasnya.

Berita Terkini