Dalam penyerangan itu, Panembahan Senopati berhasil merebut Pusaka Tundhung Medhiun.
Berikutnya Panembahan Senopati justru membujuk Retno Dumilah untuk bersedia dipersunting menjadi istri.
Retno Dumilah bersedia dan kemudian diboyong ke Plered, yaitu istana Mataram Islam.
Pada 16 November 1590, nama Kabupaten Purbaya kemudian diganti menjadi Kabupaten Madiun.
Penggantian nama itu menjadi tanda bahwa wilayah tersebut sudah dikuasai oleh Mataram.
Baca juga: 5 Fakta Sejarah Lamongan, Kota Soto Jawa Timur, Ada Alasan Persela Dijuluki Laskar Joko Tingkir
Baca juga: 4 Fakta Sejarah Mojokerto, Wilayah Tertua Ke-10 di Jawa Timur, Terkenal Sebagai Kota Onde-onde
2. Asal Kata Madiun
Dalam catatan yang ada, wilayah Madiun sudah memiliki pemerintahan pada tahun 1568.
Madiun masuk dalam wilayah Kerajaan Demak dan dipimpin oleh seorang bernama Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno.
Saat itu wilayah Madiun masih bernama Wanaasri. Sedangkan nama Madiun sendiri berasal dari kisah Ki Ageng Ronggo atau yang juga dikenal Panembahan Timur.
Konon saat membuka hutan untuk dijadikan pusat pemerintahan, Ki Ageng Ronggo sering mendapatkan gangguan.
Gangguan itu berasal dari hantu yang berayun-ayun yang sering menampakkan diri kepada Ki Ageng Ronggo.
Dalam bahasa Jawa, hantu disebut “medi”, sedangkan berayun-ayun disebut “ayun-ayun”.
Sejak saat itu, daerah tempat Ki Ageng Ronggo membuka hutan dikenal dengan nama “Mediyun” yang dalam perkembangannya menjadi Madiun.
Sementara dalam keterangan yang lain disebutkan bahwa Madiun berasal dari nama pusaka milik Ki Ageng Ronggo.
Pusaka itu berupa keris yang bernama Kiai Tundhung Medhiun.
3. Julukan Kota Pecel