13 Lukisan Terjual, Pameran ‘Membentang Ijo-Abang Jombang Hasilkan Belasan Juta dalam Lima Hari

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PAMERAN LUKISAN JOMBANG - Pameran lukisan Komunitas Pelukis Jombang (KOPI) yang digelar di GOR Merdeka, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur pada Kamis (31/7/2025). Hasilkan Rp17 juta dari penjualan lukisan

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Pameran lukisan bertajuk Membentang Ijo-Abang edisi ke-10 resmi ditutup pada Minggu malam (3/8/2025).
 
Selama lima hari berlangsung, ajang seni rupa yang digelar di Jombang ini tak hanya menampilkan puluhan karya lintas generasi, tetapi juga mencetak pencapaian membanggakan, 13 lukisan laku terjual, menghasilkan transaksi sekitar Rp17 juta.

Ketua Komunitas Pelukis Jombang (Kopijo), Anas, menyampaikan rasa syukurnya atas antusiasme publik terhadap karya-karya yang ditampilkan.

Menariknya, sebagian besar karya yang dibeli merupakan hasil tangan pelajar dalam lomba GenArt 2025, sebuah kompetisi lukis untuk jenjang SD hingga SMA.

“Yang paling menggembirakan, 10 dari 13 karya yang terjual adalah milik anak-anak. Ini sinyal kuat bahwa potensi seni rupa di kalangan muda begitu besar,” ucap Anas saat dikonfirmasi terpisah pada Selasa (5/8/2025).

Karya-karya tersebut menjadi sorotan pengunjung dan kolektor. Lukisan berjudul Bismillah karya Lukman Hakim, Flores milik Nina ID, serta Bupati Jombang karya Yayan termasuk yang menarik minat pembeli. Sementara 10 karya lainnya berasal dari peserta lomba GenArt yang masih duduk di bangku sekolah.

Baca juga: Kanvas-Kanvas Berbisik dalam Pameran Lukisan Membentang Ijo Abang di GOR Merdeka Jombang

Pameran ini tak hanya disambut hangat oleh penikmat seni, tetapi juga mendapat perhatian khusus dari kalangan tokoh masyarakat dan pejabat daerah. 

Mantan Wakil Bupati Jombang, Sumrambah, tercatat membeli tujuh lukisan sekaligus. Sedangkan Bupati aktif, Warsubi, turut membeli satu karya. Kolektor dari Sidoarjo dan sejumlah warga lokal Jombang juga ambil bagian dalam transaksi seni tersebut.

Dengan mengangkat tema Metafora, pameran ini mencoba menghadirkan tafsir visual atas dinamika masyarakat dan semangat ekspresi generasi muda.

Dukungan dari pemerintah daerah terlihat dari kehadiran para pejabat seperti Forkopimda dan Kepala Dinas Pendidikan, yang turut membuka pameran di hari pertama.

“Ini momentum penting yang menunjukkan bahwa ruang-ruang apresiasi seni masih dibutuhkan dan dihargai. Apalagi jika melibatkan anak-anak muda sebagai pelaku utama,” ujar Eko Utomo, pembina Kopijo.

Eko menambahkan bahwa keberhasilan pameran ini bukan hanya dilihat dari aspek penjualan, tetapi juga dari nilai edukasi dan jalinan relasi yang terbentuk selama kegiatan berlangsung. Ia berharap peristiwa ini menjadi pembuka jalan bagi lahirnya ruang-ruang kreatif baru di Jombang. 

Berita Terkini