Berita Viral

Intan Rogoh Rp 1,6 Juta Sebulan hanya Untuk Pulang Pergi Kerja di Ibu Kota, Akses Angkutanpun Susah

Penulis: Ignatia
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ONGKOS TINGGI IBU KOTA - Potret para pekerja komuter Jabodetabek di stasiun Tanah Abang yang berjuang tiap hari untuk mencari nafkah. Warga ibu kota ternyata merasakan tingginya tarif menggunakan angkutan umum dan ojol untuk transportasi sehari-hari.

TRIBUNJATIM.COM - Bekerja di ibu kota yang memiliki gaji fantastis ternyata sesuai dengan apa yang juga dikeluarkan.

Para pegawai kantoran bergaji pas-pasan yang bekerja di ibu kota misalnya, ternyata memiliki beban berat.

Beban itu terkait dengan ongkos transportasi di kota besar seperti Jabodetabek.

Ongkos transportasi menjadi beban biaya yang mencekik bagi pekerja bergaji pas-pasan.

Meski transportasi umum di wilayah Jabodetabek semakin berkembang dan terintegrasi, total biaya yang harus dikeluarkan sejumlah pekerja tetap terasa mahal.

Contohnya Intan (29), seorang pekerja yang tinggal di Tapos, Kota Depok.

Ia menghabiskan sekitar Rp 83.000 setiap kali harus masuk ke kantornya di Jakarta dan kembali ke rumah.

Biaya itu mencakup ongkos LRT rute Harjamukti–Dukuh Atas sebesar Rp 40.000 untuk pulang-pergi (PP), ditambah ongkos ojek online(ojol).

“Terus naik ojek online (ojol) ke Patal Senayan juga sekitar Rp 40.000 pp. Pulangnya kadang dijemput, kalo enggak naik busway dari Harjamukti Rp 3.000,” tutur Intan kepada Kompas.com, Selasa (5/8/2025), seperti dikutip TribunJatim.com, Kamis (7/8/2025).

Jika dikalikan 20 hari kerja dalam sebulan, Intan membutuhkan Rp 1.660.000 hanya untuk ongkos transportasi.

Baca juga: Niat Kades Berubah usai Sadar Hanya Berdua dengan Warga di Kantor, Korban Lari usai Dipaksa

Hal serupa dialami Dira (22), warga Cimanggis, Depok, yang bekerja di wilayah Ancol, Jakarta Utara. Ia menghabiskan sekitar Rp 1,4 juta untuk ongkos PP sebulan.

“Total ongkos pulang dan pergi dalam sehari tuh sekitar Rp 62.000, itu termasuk naik ojek online dua kali,” kata Dira kepada Kompas.com, Rabu (6/8/2025).

Dira mengungkapkan, jumlah tersebut sudah mencakup ongkos ojol dari rumah ke stasiun, KRL Commuter Line, serta mobil kancil.

“Ongkos sehari segitu udah minimal sebenarnya, kayak patokan paling aman,” ungkap Dira.

Bundaran HI, Ilustrasi Ibu Kota Republik Indonesia (Tribunnews.com)

Sementara itu, Fabian (30), warga Bogor, Jawa Barat,juga merasakan tingginya ongkos harian untuk bekerja di Jakarta. Ia menghabiskan sekitar Rp 46.000 per hari.

Halaman
12

Berita Terkini