Setelah berulang kali menghubungi putranya, Epi akhirnya bisa berkomunikasi melalui telepon suara.
Saat itu menurut Epi, suara anaknya sudah berubah.
Di samping Dansi-nya, Prada Lucky mengaku dalam kondisi baik-baik saja.
Namun setelah itu ia tak bisa menghubungi anaknya lagi, bahkan ibu angkatnya juga tidak diizinkan bertemu dengan Prada Lucky Namo.
"Itu saya yang komunikasi pertama, setelah itu saya cuma komunikasi sama mamah angkatnya. Mama angkatnya juga pikiran, dia bilang mama kami ini rindu dengan Lucky, kami di Batalyon tidak bisa bertemu juga, kami lihat dari jauh saja, kami titip obat di penjagaan," kata Epi dikutip dari video yang beredar di media sosial.
Kemudian setelah itu, Epi Mirpey tiba-tiba mendapat video call dari ibu angkat Prada Lucky Namo.
Rupanya saat itu Prada Lucky sedang kabur ke rumah ibu angkatnya itu.
"Jujur dia, datang ke mama angkatnya itu dengan luka di sekujur tubuh semua. Jadi mama angkatnya sempat kompres dia, kasih minyak. Habis itu mama angkatnya telepon video call," jelas Epi lagi.
Baca juga: Tangis Ibu Prajurit TNI Anak Tewas Dianiaya Senior, Kebanggaan Pergi Selamanya: Hati Hancur
Melalui video call terakhirnya itu, Lucky menceritakan apa yang ia alami sehingga babak belur.
Lucky pun mengaku dipukuli oleh atasannya.
"Lucky kasih tahu, mama saya dipukul, dicambuk sama Bamak (Batalyon Markas), sama Dasi (Komandan Satuan) Intel. Ngomongnya begitu Lucky sama saya, dia punya badan ancur semua," tutur Epi Mirpey.
"Dia bilang mama tolong, mama," kata Epi menirukan ucapan putranya.
Saat pelarian anaknya itu, kata Epi, Dansi yang kerap berkomunikasi dengannya tiba-tiba menelepon.
"Mereka telepon saya, Lucky harus kembali, kembali ke Batalyon," ucap Epi.
Tak lama setelah itu, kata dia, Prada Lucky Namo pun dijemput kembali oleh satuannya.