Arief juga meminta agar pengendara motor yang menabraknya tidak lagi nekat melanggar aturan berkendara.
Nahas, beberapa waktu setelah kejadian pertama ini, Arief kembali menjadi korban tabrak lari pengendara sepeda motor yang sedang melawan arah, hingga mengakibatkan tangannya terluka.
"Saya enggak minta rugi karena memang enggak mau repot ngurusnya, dan waktu itu sudah mendapat penanganan medis di Puskesmas," tutur Arief.
"Orangnya juga minta maaf, ada itikad baik," tambahnya.
Baca juga: Beri Ibu-ibu PKL Rp4,7 Juta Agar Pergi dari Trotoar, Dedi Mulyadi Kaget Anak Juga Jualan Es Teh Poci
Pengalaman pernah ditabrak ini membuat Arief bersikap tegas terhadap pengendara yang tidak taat berkendara.
Sehingga kini dia selalu menegur pengendara motor menyerobot trotoar.
Arief berharap, para pengendara mematuhi aturan berkendara sehingga tidak membahayakan orang lain.
Pasalnya, banyak kasus kecelakaan dipicu akibat pelanggaran berkendara.
Sebagai petugas yang setiap harinya bertugas di lapangan dengan kondisi arus lalu lintas Jakarta yang padat, Arief dan petugas PPSU lain paham betul bahaya melanggar aturan berkendara.
Lantaran bukan hanya Arief yang pernah menjadi korban.
Pada tahun 2019 silam, petugas PPSU di Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, bahkan meninggal akibat jadi korban tabrak lari.
"Teman rekan kerja juga ada yang wafat. Makanya saya enggak takut menegur pengendara motor yang naik trotoar, karena saya benar. Trotoar kan untuk pejalan kaki," tegasnya.
Baca juga: Trotoar di Tulungagung Banyak yang Rusak, Sejak 2010 Tidak Ada Perbaikan
Kini Arief semakin yakin dengan tindakan menghalau pengendara motor yang menyerobot trotoar.
Apalagi ia juga sudah mendapatkan dukungan dari Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung.
Bahkan pada Rabu (23/4/2025), Arief diundang untuk bertemu dengan Pramono di Balai Kota DKI Jakarta atas aksinya menghalau pengendara motor dari trotoar yang sempat viral pada tahun 2024 lalu.