"Untuk si Zepri memang sempat dipukul oknum polisi itu. Tapi polisi itu langsung minta maaf," sebut Arianto.
Senada, menurut penuturan korban Peri, peristiwa bermula saat ia dan kawannya bernama Jefri Santoso mencuri dua karung ubi pada pagi hari, sekitar pukul 05.00 WIB.
Ternyata aksi keduanya ketahuan, dan mereka langsung melarikan diri.
Keduanya terpaksa meninggalkan sepeda motor dan dua karung ubi.
Setelah berhasil kabur, ternyata keduanya ketakutan dan merasa bersalah.
Sehingga sore harinya mereka memilih kembali ke kebun ubi untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf.
Kembalinya mereka pun setelah dipanggil untuk balik ke kebun ubi.
"Kami datang mau minta maaf karena kami sudah mencuri ubi mereka sebanyak dua karung dan baru kali ini mencuri," kata Jefri, Selasa (12/8/2025).
"Kami curi paginya, siangnya kami dipanggil untuk minta maaf," imbuhnya.
Baca juga: Pecat 3 Staf yang Tanyakan Gaji, Kades Ternyata Korupsi Dana Desa Rp500 Juta, Pakai Rekening Istri
Di lokasi, ternyata sudah ada belasan orang yang menunggu mereka.
Alhasil, keduanya digebuki ramai-ramai hingga sempat ditodong pistol oleh sosok diduga pemilik lahan.
"Kami dipukuli di gubuk persatuan mereka, ada sekitar 13 orang. Saya ditodong pistol sama Pak Alimuda, dia ini yang punya lahan, pengurus IKDS," sambungnya.
Kemudian, datang orang yang membawa bensin, lalu Peri dan Jefri dipisahkan ke gubuk lain.
Di sinilah Jefri digebuki sekitar delapan orang, salah satunya oknum Brimob.
Sementara itu, Peri dibakar.