TRIBUNJATIM.COM - Seorang siswa SMPN 2 Teras, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah bolos sekolah karena seragam sekolahnya belum lunas.
Sang ayah, Heru Waskito adalah seorang tukang ojek.
Anak Heru terpaksa bolos karena ia belum mampu melunasi biaya seragam olahraga.
Imbasnya, seragam sekolah tersebut belum diterima hingga kini.
Heru mengatakan bahwa dirinya sudah tiga kali menemui guru kelas untuk memohon kebijaksanaan agar anaknya tetap mendapatkan seragam olahraga.
"Tapi guru tersebut tetap tidak bisa memberikan seragam olahraga sebelum lunas," ujar Heru, dikutip dari Tribun Solo.
Ia terpaksa tidak membeli seluruh seragam sekolah untuk anaknya karena kondisi ekonomi keluarga.
Ia hanya mampu membeli setelah seragam batik, kotak-kotak dan olahraga serta atribut berupa bet hingga kaus kaki.
Namun kini ia tidak bisa membayar lunas seragam seharga Rp 841 ribu.
Baca juga: Padahal Terbukti Tapi Kepsek yang Jual Seragam Rp 1,1 Juta ke Wali Murid Belum Disanksi
Sebagai tukang ojek pangkalan, penghasilan Heru tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, terutama dengan tanggungan empat orang anak.
Ia pun baru membayar uang seragam sebesar Rp 450 ribu.
Uang itu didapatkannya setelah mejual televisi.
"Saya bayar dulu Rp 450 ribu. Uang itu didapat setelah menjual TV," tambahnya.
Ia mengaku sudah menjelaskan kondisi ekonomi keluarganya, namun pihak sekolah tidak berempati.
"Kan guru sudah tau kalau hanya anak saya yang tidak diberi seragam. Tapi guru itu malah tanya siapa yang belum dapat Seragam. Terus bilang," kata dia.
"Gurunyaa kemudian bilang. la koe rung bayar ko. Yo Ra entuk (La Kamu belum bayar, ya belum dapat)," kata Heru menirukan perkataan anaknya.
Baca juga: Kuli Bangunan Terpaksa Utang Majikan untuk Beli Seragam Anak Rp 1,2 Juta: Takut Dia Malu
Diketahui, kasus siswa SMP bolos karena seragam belum lunas ini disorot oleh DPRD Boyolali.
Hal itu setelah salah satu wali murid mengaku ke Ketua Komisi IV DPRD Boyolali, Suyadi, Jumat (15/8/2025).
Suyadi mengaku menerima aduan dari salah satu wali murid SMP Negeri 2 Teras soal pengadaan seragam sekolah.
Dalam aduannya, wali itu menyampaikan jika anaknya terpaksa bolos sekolah karena belum mendapatkan seragam olahraga.
Siwa itu belum menerima seragam olahraga lantaran belum lunas pembayaran.
"Kami sangat menyayangkan langkah yang sudah diambil sekolah SMPN 2 Teras," kata Suyadi.
Dari penuturan, wali tersebut, ia menyimpulkan jika sekolah terlibat dalam jual beli seragam.
Pasalnya, pembagian seragam olahraga dilakukan oleg guru di dalam kelas.
"Guru memanggil siswa satu persatu di dalam kelas. Kebetulan yang bersangkutan itu belum dapat Seragam disampaikan karena belum bayar," ujarnya.
Suyadi meyebut yang dilakukan guru tersebut menurunkan mental siswa.
Padahal wali murid itu memiliki itikad baik untuk melunasi pembayaran seragam tersebut.
Apalagi siswa itu juga masuk dalam penerima Program Indonesia Pintar.
"Tak kira masalah seragam kemarin sudah selesai. Ternyata masih ada masalah terkait dengan seragam," katanya.
Baca juga: Kepsek SDN yang Jual Seragam Rp 1,1 Juta Belum Disanksi Meski Pelanggaran Berat, Masih ke Sekolah
Dari penuturan wali murid juga, lanjut Suyadi menilai guru tersebut juga telah memupus cita-cita anak dalam belajar.
"Anak tersebut mentalnya down, terus hari ini tidak sekolah. Ini yang kami sayangkan," tambahnya.
Pihaknya pun akan memanggil sekolah serta Dinas Pendidikan dan kebudayaan (Disdikbud) Boyolali untuk menyelesaikan masalah ini.
Sementara itu, Kepala SMPN 2 Teras, Purwanto mengklaim sekolah tidak terlibat dalam pengadaan seragam siswa.
Pengadaan seragam dilakukan oleh pihak luar sekolah.
Ia pun akan segera berkoordinasi dengan guru yang disebut mengurusi masalah seragam ini.
"Terus terang kami tidak tau masalah seragam ini. Ya nanti coba saya koordinasi dengan yang bersangkutan," katanya.
Berita Lain
Sudah sebulan sejak tahun ajaran baru dimulai pada 14 Juli 2025, siswa Sekolah Rakyat Jombang masih mengenakan seragam lama dari sekolah asal.
Seragam gratis yang dijanjikan Kementerian Sosial (Kemensos) belum juga dibagikan.
Kepala Sekolah Rakyat Jombang, Andik Minarto, mengatakan, pihaknya telah mendapat informasi bahwa seragam baru akan tiba pekan ini.
“Masih belum turun, tapi kabarnya minggu ini akan dikirim,” ucapnya saat dikonfirmasi pada Jumat (15/8/2025).
Proses pengukuran seragam sebenarnya sudah dilakukan sebelum tahun pelajaran dimulai, sehingga tidak ada kendala terkait ukuran.
Nantinya, setiap siswa akan menerima delapan setel pakaian, meliputi seragam sekolah, pakaian laboratorium, dan busana santai.
“Informasinya memang setiap anak akan mendapat 8 setel,” tambah Andik.
Baca juga: Siswa Sekolah Rakyat Jombang belum Terima Seragam Gratis yang Dijanjikan Kemensos
Selama satu bulan tinggal di Asrama SKB Mojoagung, Jombang, Andik menyebut para siswa sudah mulai beradaptasi dan merasa betah.
Mereka diperbolehkan bertemu orang tua di akhir pekan, sedangkan di hari-hari lain mengikuti agenda yang disusun Kemensos.
Kegiatan siswa mencakup pembiasaan ibadah, penguatan karakter, hingga pembelajaran.
Beberapa di antaranya tengah mempersiapkan diri untuk berpartisipasi dalam peringatan HUT RI ke-80, baik di lingkungan sekolah maupun di tingkat kecamatan.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Jombang, Hari Purnomo, menegaskan, pengelolaan Sekolah Rakyat sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak sekolah dan Kemensos.
“Kami hanya menerima laporan dan membantu jika ada kebutuhan tertentu,” ungkap Hari.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com