TRIBUNNEWS.COM - Polemik film animasi Merah Putih One For All kini semakin disorot, terutama masih bertahannya film tersebut meski sepi penonton.
Kontroversi terkait kualitas namun mendapat slot tayang yang panjang membuatnya menjadi sorotan.
Terkuak alasan mengapa film tersebut masih tayang meski sepi dari penonton.
Seperti yang terjadi di jaringan Cinema XXI tayang di tiga bioskop di Jakarta pada Senin (18/8/2025).
Baca juga: Merah Putih: One For All Tayang di Bioskop, Sutradara Klaim Bujet Bisa Rp 15 Miliar: Gotong Royong
Yang paling banyak menayangkan adalah di Kemang Village XXI, Jakarta Selatan.
Film besutan Endiarto empat kali dijadwalkan empat kali tayang, antara lain pukul 13.30 WIB. 14.55 WIB, 16.20 WIB, dan 20.10 WIB.
Disusul Kelapa Gading XXI, dengan dua layar di jam 12.50 WIB dan 16.45 WIB.
Selanjutnya Puri XXI, di mana film Merah Putih: One For All tayang di jam 17.05 WIB.
Sejak penayangan perdana pada 14 Agustus lalu, jumlah penonton film Merah Putih relatif sepi. Contohnya di XXI Mal Mega Bekasi, Jawa Barat.
Pada pukul 13.50 WIB di salah satu studionya, jumlah penonton tercatat tiga orang.
Pun demikian di Cinema XXI Metropolitan Mall Cileungsi, Kabupaten Bogor, pada Kamis (14/8/2025) sore.
Studio penayangannya sepi penonton. Jumlah penonton yang memasuki Studio 7 sekira 12 orang.
Sebuah film turun layar dan tak ditayangkan lagi di bioskop biasanya bergantung dari sedikit banyaknya penonton. Hal itu dievaluasi setiap pekannya.
Jika penontonnya banyak, film terus dipertahankan untuk tayang. Setidaknya sampai animo masyarakat untuk menyaksikan film mulai surut.
Sebagai contoh, film Jumbo yang berhasil menyedot lebih dari 10 juta penonton mampu bertahan di layar bioskop hingga lebih dua bulan atau sekira 60 hari hingga 70 hari.