Ia menambahkan Nikki kerap dipukuli di leher dan kepala, bahkan pernah disiram cairan kimia.
“Anak-anak kami ada di rumah saat itu. Saya tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka juga menyiksa saya,” katanya sambil menggendong anak Nikki.
Kasus Nikki menambah daftar panjang kematian perempuan akibat mas kawin (dowry death) di India.
Meski praktik mas kawin telah dilarang secara hukum, kenyataannya tekanan sosial ekonomi membuat tradisi ini tetap berlangsung dan kerap berujung pada kekerasan domestik.
Kematian Nikki kini menjadi sorotan publik, memicu gelombang kemarahan dan seruan agar pemerintah memperketat hukum serta memberikan perlindungan lebih kuat kepada perempuan.
Baca juga: Suami Ngamuk usai Kepergok Selingkuh dengan Teman Dekat Istrinya Sendiri
Kontroversi Mahar di India
Dulunya, mahar diartikan sebagai perhiasan emas yang diserahkan orang tua ke keluarga pengantin lelaki ketika anak perempuan mereka menikah.
Kini mahar dapat mencakup berbagai hadiah mahal untuk keluarga mempelai lelaki, termasuk rumah dan mobil sehingga membebani keluarga perempuan.
Meski telah dilarang sejak 20 tahun lalu, kebiasaan ini masih dipraktikkan secara luas.
Tidak jarang, sengketa terkait mahar menyebabkan pertengkaran dan pelecehan yang terkadang berakhir dengan kematian.
Tuntutan mas kawin bahkan sering berlanjut selama beberapa tahun setelah pernikahan.
Setiap tahun, ribuan perempuan muda India disiram dengan bensin dan dibakar hingga tewas karena pengantin lelaki atau keluarganya merasa mahar yang diberikan tidak memadai.
Aktivis hak-hak perempuan mengatakan bahwa celah dalam undang-undang pencegahan mas kawin, keterlambatan dalam penanganan, dan rendahnya tuntutan hukum terhadap pelaku telah menyebabkan kenaikan dalam kejahatan terkait mas kawin.
Tuntutan mahar telah menjadi lebih mendesak dan mahal menyusul booming ekonomi India, kata Ranjana Kumari, seorang aktivis hak perempuan yang juga peneliti di Pusat Riset Sosial India.
Ia menyalahkan budaya keserakahan yang berkembang dan membanjirnya barang impor membuat generasi muda menetapkan nilai mahar yang tinggi.