"Kredit fiktif si dugaannya," tulis dia.
Ia pun mengungkap sosok DH saat ia masih bekerja dengannya. Menurutnya, DH merupakan orang yang baik dan sering memberikan beasiswa. Sebagai mantan karyawannya, ia mengaku kaget dengan berita tersebut.
"Engga kak,orangnya baik banget soalnya, suka kasih beasiswa juga,makannya lumayan kaget denger beritanya," tulis dia lagi.
Seorang tersangka mengaku sempat kebingungan seusai mengeksekusi Ilham Pradipta.
"Korban kamu bawa ke mana?" tanya penyidik.
"Ke Bekasi, Pak," jawab seorang tersangka.
Kemudian penyidik menanyakan lagi di mana para tersangka membuang jasad korban.
"Kau lepas ke mana?" tanya penyidik lagi.
"Karena saya bingung, saya lepas ke tempat terakhir, Pak," jawab tersangka lagi.
Kepada penyidik, tersangka juga mengaku membuang jasad korban dalam kondisi terikat.
"Terikat, Pak. Tangan, kaki, Pak. Mata tertutup," ujarnya.
Pelaku sindikat terorganisir
Dikutip Tribun Jatim dari Tribunnews.com, kuasa hukum para tersangka, Adrianus Agal, menyebut kliennya berinisial AT, RS, RAH, dan EW alias Eras hanya melaksanakan perintah setelah dijanjikan imbalan Rp50 juta.
Namun, uang tersebut tak pernah mereka terima secara penuh.
“Klien kami hanya berada di klaster penculikan. Mereka dijanjikan puluhan juta rupiah tapi baru menerima DP, sebagian di antaranya sudah disita penyidik. Mereka tidak terlibat dalam pengintaian, apalagi pembunuhan korban,” ujar Adrianus di Polda Metro Jaya, Senin (25/8/2025).