Kelicikan Kurir COD Ngaku Pelanggan Tak Mau Bayar Paket Rp 6 Juta, Pinjam Uang Agar Tak Dipecat

Penulis: Ani Susanti
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KASUS PENIPUAN - AS, kurir jasa ekspedisi di Kota Ambon diduga menipu puluhan orang dengan modus yang sama, yakni meminjam uang dengan alasan ayahnya sakit. Ia juga mengaku ada pelanggannya yang tak membayar paket COD Rp 6 juta.

TRIBUNJATIM.COM - Seorang kurir COD diduga beraksi licik demi mendapatkan uang.

Ia diduga mengarang cerita agar dipinjami uang lalu tak dikembalikan.

Kurir ekspedisi di Kota Ambon tersebut berinisial AS.

Ia iduga menipu puluhan orang dengan modus yang sama yakni meminjam uang dengan alasan ayahnya sakit. 

Korbannya tidak hanya dari kalangan teman atau kerabat, namun juga masyarakat umum.

Seorang korban berinisial EL (29), mengaku telah ditipu AS setelah meminjamkan uang sebesar Rp 500 ribu. 

Awalnya, AS mendatangi kantor EL pada 30 Juli 2025 dengan cerita pilu. 

AS mengaku sebagai kurir Shopee Express yang sedang mengalami masalah. 

Ia harus mengantar paket COD senilai Rp 6 juta, namun si penerima paket menolak membayar.

"AS bilang dia butuh pinjaman Rp 2 juta, katanya kalau tidak dibayar dia bakal dipecat," tutur EL, Minggu (24/8/2025), seperti dilansir dari TribunAmbon.

 EL yang merasa iba, akhirnya meminjamkan uang sebesar Rp 500 ribu. 

AS berjanji akan mengembalikannya keesokan sore.

Namun, alih-alih membayar, AS justru memulai serangkaian drama yang berujung pada penipuan. 

Baca juga: Lulusan Oxford Jadi Kurir Makanan, Penghasilan Rp8,8 Juta per Minggu: Bukan Pekerjaan Buruk

Keesokan harinya, AS meminta nomor rekening EL melalui WhatsApp, namun setelah EL mengirimkannya, nomor AS tiba-tiba tidak bisa dihubungi. 

"Sepertinya AS memblokir nomor saya," cetusnya.

Pada 13 Agustus 2025, AS kembali menghubungi EL, meminta waktu untuk transfer karena berbagai alasan. 

AS bahkan mengirimkan foto seorang pria di rumah sakit, mengaku itu ayahnya. 

Janji-janji palsu pun terus berlanjut. AS berdalih bosnya akan membantu membayar utangnya, namun setiap kali EL mengecek rekening, tidak ada transferan masuk.

"Tanggal 14 Agustus dia bilang bosnya enggak bisa bantu. Terus nomor saya diblokir lagi," kata EL.

Drama pemblokiran dan janji palsu terus terjadi. EL mengaku setiap kali ia mencoba menagih, AS selalu menghilang dan memblokir nomornya. 

Puncaknya, EL menemukan sebuah postingan di Facebook yang menyebutkan nama AS Sahulata. 

Baca juga: Pantas Pembeli iPhone Lenyap usai Masuk Rumah saat COD, Sewa Hunian untuk Nipu, Incar Tipe Terbaru

Dalam postingan itu, AS terlibat pinjaman online dengan alasan yang sama, yaitu ayah dan anaknya sakit.

"Ternyata foto ayah yang sakit itu sering dipakai AS untuk menipu," jelas EL.

EL kemudian menceritakan pengalamannya kepada teman-temannya. 

Ia terkejut karena banyak orang yang juga menjadi korban AS.

Modus yang digunakan selalu sama, yakni alasan keluarga sakit.

"Awalnya saya percaya karena AS satu kampung dengan saya. Ternyata banyak yang sudah jadi korban," ujar EL.

Meskipun nominal yang ditipu tidak besar, EL berharap AS dapat bertanggung jawab atas perbuatannya. 

Ia juga ingin mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati.

"Bukan cuma saya, banyak orang yang sudah dia tipu dengan modus yang sama," tutup EL.

Hingga berita ini diterbitkan, tim redaksi telah berupaya mengkonfirmasi AS namun tidak direspon.

Dalam kasus lain, seorang kurir jasa ekspedisi J&T di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur, menjadi korban penganiayaan saat mengantarkan paket COD (Cash on Delivery) atau sistem bayar di tempat ke pelanggan.

Kejadian penganiayaan kurir J&T ini viral di media sosial Instagram.

Dalam sebuah video yang berdurasi 29 detik memperlihatkan seorang pria diduga kurir tengah cekcok dengan pria diduga pelanggannya atau si penerima paket dipinggir jalan raya.

Dalam video tersebut terlihat kurir yang mengenakan jaket dan bermasker hitam serta masih mengenakan berhelm, tampak tengah merekam kejadian tak mengenakan yang dialaminya, saat mengantarkan paket kepada pemuda desa setempat.

Cekcok antara keduanya diduga dipicu kesalahpahaman dan ketersinggungan saat berkomunikasi melalui pesan singkat Whatsapp, ketika kurir mengonfirmasi akan mengantarkan paket.

Aksi cekcok antara keduanya pun akhirnya dilerai oleh Warga disekitar lokasi kejadian keributan.

"Sampean ape jotosi wong keno opo? Omongan ku seng gak penak seng ndi disik? Sampean gak oleh nyeplak Ndas, sampean kok nganu aku, (red : kamu mau mukulin orang kenapa? Ucapan saya yang tidak mengenakan dibagian mana? Kamu tidak boleh mukul kepala, kamu kok mukul saya)," suara pria diduga kurir dalam video saat merekam kejadian tidak mengenakan yang dialaminya.

Baca juga: Akhir Nasib Pak Guru PNS Cekik Kurir saat COD, Istri Tak Terima Soal Pesanan, Rebut Uang Korban

Peristiwa dugaan penganiayaan kurir paket ini diketahui terjadi di Desa Ngunut, Kecamatan Dander, Bojonegoro, Jawa Timur, pada Sabtu (26/7/2025) sore.

Korban diketahui pemuda berinisial Y (24), kurir paket J&T ekspres. Saat itu dia tengah mengantarkan paket COD senilai Rp85,000 kepada pelaku atau penerima paket berinisial PP, pemuda warga Desa Ngunut Kecamatan Dander.

Kejadian tak mengenakan yang dialami tersebut lantas oleh korban dilaporkan ke Mapolsek Dander.

Kapolsek Dander, Iptu Warsito, saat dikonfirmasi membenarkan adanya laporan dugaan penganiayaan tersebut.

Dia mengungkapkan bahwa kejadian berawal dari komunikasi antara korban dan pelaku melalui pesan WhatsApp.

Awalnya korban sempat menghubungi pelaku lewat chat WhatsApp untuk menginformasikan bahwa paket akan dikirim. Namun dalam percakapan tersebut terjadi cekcok antara keduanya.

"Meski sempat terjadi ketegangan, korban tetap berinisiatif untuk menyerahkan paket secara langsung dan akhirnya mereka sepakat bertemu di pinggir Jalan Raya Dander Ngasem, tepatnya di depan lapangan Desa Ngunut," ujar Warsito, pada minggu (27/7/2025). 

Namun, saat pertemuan berlangsung dan korban hendak menyerahkan barang, suasana kembali memanas. Pelaku sempat melontarkan ucapan bernada kasar.

“Omonganmu soyo suwe, soyo gak penak mas (red: ucapanmu semakin lama kok semakin nggak enak mas) yang dibalas oleh korban dengan, “Gak penak piye to mas? (red: nggak enak gimana to mas),” ujar Warsito menirukan, saat memberikan keterangan pada minggu (27/7/2025).

Baca juga: Nasib Kurir Antar Paket COD Malah Dicakar Konsumen Karena Tersinggung Ucapan, Tak Mau Damai

Cekcok antara keduanya, lanjut Warsito akhirnya makin memuncak hingga pelaku tiba-tiba menempeleng helm korban dan mencakar lehernya.

Aksi tersebut menyebabkan luka gores berwarna merah di bagian leher korban. Keributan itu akhirnya berhasil dilerai oleh warga.

Meski telah terjadi penganiayaan, sebagai kurir korban tetap menyerahkan paket senilai Rp85.000 kepada pelaku.

“Beruntung, kejadian tersebut segera dilerai oleh Ketua RT setempat,” jelasnya.

Sementara itu, lanjut Warsito korban yang tidak terima atas perlakuan tersebut, akhirnya melaporkan kejadian ini ke Mapolsek Dander, meski sebelumnya sempat didamaikan oleh ketua RT setempat.

Atas kejadian ini, Polisi berharap masalah ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Baik korban maupun pelaku dapat sama-sama menahan diri dan saling memaafkan.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini