Lonjakan Kasus Campak di Jember, Dinkes Catat 36 Anak Positif

Penulis: Imam Nawawi
Editor: Sudarma Adi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ANAK TERPAPAR CAMPAK - Penyuntikan vaksinasi kepada anak SDN 01 Bagorejo Kecamatan Gumukmas Jember, Jawa Timur, Senin (25/8/2025) Sebanyak 36 anak di Jember terpapar campak.

Poin Penting:

  • Penyelidikan Epidemiologi: Tim Dinkes melakukan penyelidikan epidemiologi dan mengirim sampel ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLKM) Surabaya.
  • Pelacakan Kontak Erat: Dinkes melakukan pelacakan dan pemantauan terhadap orang-orang yang memiliki kontak erat dengan pasien untuk mencegah penularan lebih luas.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Imam Nawawi

TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember, Jawa Timur menerima 148 laporan, dugaan kasus campak terhadap anak hingga Agustus 2025.

Kabid Pengendalian Penyakit Dinkes Jember, dr Rita Wahyuningsih mengungkapkan hasil penelusuran terhadap ratusan laporan tersebut ditemukan 36 anak positif campak.

"Virus itu menjangkit pada anak di rentang usia 6 sampai 15 tahun. Kasus tersebar di 43 wilayah pukesmas Kabupaten Jember," ujarnya, Kamis (28/8/2025).

Menurutnya, petugas medis setempat telah memberikan vitamin A dan obat-obatan lain terhadap pasien penyintas campak untuk penyembuhan.

Baca juga: Pesta Miras Berujung Maut, 2 Pria Jember Bunuh Saudaranya dengan Ditenggelamkan ke Sungai Besini

"Kami juga melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) dan pengambilan sample kasus suspek untuk dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLKM) Surabaya," tambah dr Rita.

Selain itu, dr Rita mengaku juga melakukan tracking pada orang-orang yang berkontak erat dengan penderita, untuk mencegah penularan campak lebih luas.

"Pemantauan kontak erat dan orang berisiko di wilayah Px (pasien terinfeksi) terkontaminasi," tuturnya.

Mengingat penyebaran penyakit campak sangat cepat, karena hal itu berasal dari virus yang mudah menular.

"Penyebaran virus sangat cepat, jadi Dinkes juga harus bergerak cepat agar kasus tak semakin bertambah seperti di sejumlah daerah," ulas dr Rita.

Oleh karena itu, dr Rita mengatakan Dinkes Jember melakukan survei cepat komunitas (SCK), dalam upaya Outbreak Response Immunization (ORI) atau imunisasi respons wabah.

"Serta mengejar imunisasi tambahan. Utamanya pada balita yang belum mendapatkan imunisasi lengkap. Kami juga membuat media komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) oleh petugas Promkes Puskesmas," tambahnya.

Lebih lanjut, dr Rita mengaku telah mengajukan permintaan vaksin campak melainkan Instalasi Farmasi Kabupaten (IFK) kepada Dinkes Provinsi Jawa Timur."Pencegahan paling efektif ialah dengan vaksinasi," ulasnya.

Oleh karena itu, dr Rita meminta masyarakat yang punya balita dan anak sekolah untuk rutin melakukan imunisasi. Agar terhindar dari penyakit campak.

Halaman
12

Berita Terkini