Siswa di Bojonegoro Diduga Keracunan MBG
Gawat, 66 Dapur MBG di Bojonegoro Belum Punya SLHS, Dinkes Beri Batas Waktu Akhir Oktober ini
Dinas Kesehatan (Dinkes) Bojonegoro mengungkap fakta mengejutkan sebanyak 66 dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang sudah beroperasi
Penulis: Misbahul Munir | Editor: Sudarma Adi
Poin penting:
- Jumlah SPPG Beroperasi: 66 dapur di Bojonegoro.
- Fakta Mengejutkan: Belum satupun SPPG yang mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).
- Tenggat Waktu Wajib: Akhir Oktober 2025 (sesuai edaran BGN).
Laporan Wartawan Tribunjatim Network, Misbahul Munir
TRIBUNJATIM.COM, BOJONEGORO - Dinas Kesehatan (Dinkes) Bojonegoro mengungkap fakta mengejutkan sebanyak 66 dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang sudah beroperasi belum satupun mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).
Hal tersebut diungkap oleh Kepala Dinkes Bojonegoro, Ninik Susmiati. Dia menyebutkan semua SPPG yang telah beroperasi belum ada yang mempunyai sertifikat SLHS.
Padahal, dapur-dapur ini setiap hari memproduksi dan mendistribusikan ribuan porsi MBG ke sekolah-sekolah.
“Yang operasional ada 66. Belum ada yang punya SLHS,” ungkap Ninik, selasa (7/10/2025).
Baca juga: Pasar Rakyat HUT ke-80 Jatim di Bojonegoro Diserbu Ribuan Warga, Ditutup Magical Firework
Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) ini menjadi syarat wajib bagi usaha di bidang pangan. Dokumen ini sebagai bukti bahwa restoran, katering, maupun penyedia layanan makanan telah memenuhi standar kebersihan dan sanitasi sesuai regulasi, serta menjamin mutu dan keamanan pangan bagi konsumen.
Ninik menegaskan, sesuai surat edaran resmi Badan Gizi Nasional (BGN), seluruh SPPG wajib segera mengurus sertifikat tersebut. Tenggat waktu yang diberikan adalah akhir Oktober 2025.
Mantan Asisten III Setda Bojonegoro itu mengingatkan agar setiap mitra penyelenggara SPPG tidak memulai operasional tanpa SLHS.
“Kalau edaran dari BGN, akhir Oktober harus sudah punya SLHS,” tegas itu.
Ia juga menekankan agar keberadaan dapur MBG tidak hanya terkonsentrasi di kota, melainkan merata hingga wilayah pinggiran atau perbatasan seperti Kecamatan Sekar dan Kedewan.
"Menjangkau juga yang di pelosok. Jangan menumpuk di kota dan daerah dekat kota, dan yang paling penting sebelum operasi, harus punya SLHS," pungkasnya.
Sebelumnya, kasus dugaan keracunan akibat konsumsi menu MBG di Kabupaten Bojonegoro kian marak. Berdasarkan catatan Tribunjatim.com, sedikitnya lima sekolah di tiga kecamatan mengalami insiden serupa sepanjang dua pekan terakhir.
Kasus pertama terjadi di SDN Semanding, Kecamatan Kota Bojonegoro. Sebanyak tujuh siswa dilaporkan keracunan, empat di antaranya sempat dilarikan ke IGD RSUD Sosodoro Djatikoesoemo, sementara tiga lainnya ditangani di Puskesmas, Rabu (24/9/2025).
Kedua, giliran 150 siswa SMPN 2 Balen yang mengeluh sakit perut dan absen sekolah setelah menyantap MBG.
Dinkes Bojonegoro
Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG)
Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS)
Makan Bergizi Gratis (MBG)
Bojonegoro
TribunJatim.com
Multiangle
RunningNews
TribunBreakingNews
Bupati Setyo Wahono Ngamuk Usai Ratusan Pelajar di Bojonegoro Diduga Keracunan Menu MBG |
![]() |
---|
Imbas Ratusan Siswa Diduga Keracunan MBG, Dinkes Bojonegoro Sidak 2 SPPG, Periksa dan Ambil Sampel |
![]() |
---|
'Makanan Saya Habiskan, Tiba-tiba Muntah,' Kesaksian Siswa SD di Bojonegoro Diduga Keracunan MBG |
![]() |
---|
123 Siswa SMAN 1 Kedungadem Bojonegoro Diduga Keracunan MBG, 22 Anak Dirawat di Puskesmas |
![]() |
---|
BREAKING NEWS : Puluhan Siswa SMA di Kedungadem Bojonegoro Diduga Keracunan usai Santap MBG |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.