Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

Percakapan Petugas dengan Yusuf & Haikal dari Dalam Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Santri Beri Sinyal

Terdapat santri yang masih tertimbun memukul-mukul beton bangunan, memberikan sinyal kehidupan.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
ISTIMEWA
PERCAKAPAN PETUGAS PENYELAMAT - Pemkot Surabaya turut memberikan bantuan dalam proses evakuasi korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Senin (29/9/2025). Percakapan antara petugas dengan santri bernama Yusuf dan Haikal, viral di media sosial. 

TRIBUNJATIM.COM - Bangunan yang difungsikan sebagai musala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny Sidoarjo menimpa para santri saat sedang melakukan salat asar sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (29/9/2025).

Sejumlah santri masih terjebak di dalam reruntuhan.

Jumlah pastinya belum diketahui.

Baca juga: Ngamuk Dianggap ODGJ, Ibu-ibu Siram Bensin Pertalite ke Polisi: Kasusku dari Dulu Tidak Diselesaikan

Namun, beberapa dari mereka yang sadar masih dapat berkomunikasi atau memberi sinyal.

Pihak Ponpes Al Khoziny mengatakan, terdapat santri yang masih tertimbun memukul-mukul beton bangunan untuk memberikan sinyal kehidupan.

Suara seperti retakan pun terdengar.

"Kebetulan teman-teman yang masih ada di dalam tumpukan itu seperti secara naluri kepengin mendapatkan pertolongan dengan memukul-mukul beton," kata Ketua Alumni Pusat Al Khoziny Sidoarjo, Zainal Abidin, Selasa (30/9/2025).

Suara tersebut menimbulkan kebingungan di antara petugas Basarnas sehingga melakukan penyelamatan diri.

"Situasi seperti itu menjadikan teman-teman Basarnas juga sedikit bingung, akhirnya pada lari semua," ujarnya.

"Artinya tidak ada gerakan dari bangunan itu, tidak ada runtuhan lagi," imbuh Zainal, melansir Kompas.com.

Sementara itu, beredar rekaman video yang diperoleh dari regu penyelamat Surabaya dalam proses evakuasi santri.

Tim berhasil berkomunikasi dengan dua korban yang masih terjebak.

"Yusuf, umurmu berapa?" kata petugas, yang dijawab korban dengan 16 tahun.

"Apa yang luka?" tanya petugas lagi.

Yusuf pun menjawab tidak ada luka, hanya perutnya terjepit di sebelah kiri.

MUSALA AMBRUK - Sebuah bangunan musala di area Pondok Pesantren Al-Khoziny, Desa Buduran, Sidoarjo ambruk pada Senin (29/9/2025).
Sebuah bangunan musala di area Pondok Pesantren Al-Khoziny, Desa Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk pada Senin (29/9/2025). (KOMPAS.com/IZZATUN NAJIBAH)

Petugas lalu berbincang dengan santri lain bernama Haikal, "Kamu yang sakit apa, nak?"

"Semuanya sakit. Semuanya sakit," jawab Haikal.

"Oke, semangat ya. Sabar ya, sabar. Ini yang satu sudah selamat. Kamu sabar ya. Sabar ya, nak ya. Ini aku Azis dari Rescue Surabaya ya. Sabar ya," balas petugas.

Lalu terdengar percakapan petugas dengan petugas lain lewat HT.

"Eh, butuh beberapa waktu ya, karena ini saya saja ini untuk berjalan merayap aja sangat kesulitan ini."

Baca juga: Penjualan LKS Rp140 Ribu Dilaporkan Ortu Murid SDN 017, Disdik: di Toko Harganya Terlalu Mahal

Sementara itu, Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Kelas A Surabaya, Didit Arie Ristandy mengatakan, terjadi sedikit runtuhan tetapi tidak mengubah struktur bangunan.

"Bahwa benar setelah kami perhatikan dengan seksama telah terjadi sedikit guguran sebenarnya," kata Didit.

"Tapi sedikit guguran itu setelah kita asesmen ulang guguran itu tidak merubah struktur yang ada," lanjutnya

Lebih lanjut, Didit mengatakan bahwa struktur bangunan Ponpes Al Khoziny yang ambruk kondisinya tidak stabil.

Guguran sedikit saja bisa berpotensi menimbulkan kepanikan di antara petugas.

"Namun, karena ini struktur bangunan tidak stabil sampai dengan saat ini, guguran sekecil apapun akan mengakibatkan suara yang sedikit agak memberikan kepanikan seluruh personel kami, baik seluruh personel kami maupun warga sekitar," ujarnya.

Tim SAR gabungan melakukan proses evakuasi dengan waspada tingkat tinggi sebab kondisi bangunan saat ini tidak stabil.

Untuk mengevakuasi korban agar lebih aman, petugas melakukan assasemen secara berkala

"Setelah kami cek bahwa struktur yang sudah kita buat, yang sudah kita sanggah secara baik dinyatakan aman."

"Dan tidak lama kemudian, kurang lebih sekitar setengah jam kemudian kita pastikan set yang sudah kita tentukan bisa dilaksanakan pencarian kembali oleh tim Basarnas dan tim sar gabungan," pungkasnya.

MUSALA AMBRUK - Petugas melakukan evakuasi korban reruntuhan Ponpes Al-Khoziny, Sidoarjo, Senin (29/9/2025). Petugas mendengar banyak suara tangisan dan teriakan santri terjebak di balik reruntuhan bangunan musala ponpes.
Petugas melakukan evakuasi korban reruntuhan Ponpes Al-Khoziny, Sidoarjo, Senin (29/9/2025). Petugas mendengar banyak suara tangisan dan teriakan santri terjebak di balik reruntuhan bangunan musala ponpes. (KOMPAS.com/IZZATUN NAJIBAH)

Hingga saat ini, penyebab robohnya bangunan masih belum diketahui.

Namun, kondisi bangunan dalam tahap terakhir pengecoran di lantai tiga sebelum terjadi ambruk.

Kantor SAR Kelas A Surabaya mencatat, korban yang sudah terevakuasi sebanyak 102 orang.

11 di antaranya dievakuasi oleh petugas.

Seluruh korban dibawa ke Rumah Sakit Notopuro dan Rumah Sakit Siti Hajar.

Sebagian besar sudah dibawa kembali ke rumah, tiga orang dinyatakan meninggal dunia.

Proses evakuasi masih berlangsung hingga saat ini.

Sejumlah santri terjebak di dalam reruntuhan masih kondisi sadar.

Baca juga: Alasan Orang Tua Cemas Dapur Sehat SD Muhammadiyah Mau Diganti MBG, Pilih Bayar Rp10.000 Buat Kantin

Sementara itu, korban yang dinyatakan meninggal dunia berjumlah tiga orang.

Pertama, Maulana Ibrahim (15), warga Bangkalan yang berdomisili di Surabaya pada Senin (29/9/2025).

Kedua, Mashudul Haq (14) asal Surabaya.

Ketiga, Muhammad Sholeh (22) asal Bangka Belitung yang meninggal di Rumah Sakit Notopuro Sidoarjo pada Selasa (30/9/2025).

Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit, yakin masih terdapat santri yang berada di dalam reruntuhan dengan kondisi hidup.

"Kami meyakini bahwa masih ada yang bisa selamat dan yang terakhir ini justru kami masih bisa berkomunikasi," kata Nanang kepada awak media, Selasa (30/8/2025).

Diperkirakan, sebanyak 38 santri masih terjebak dalam reruntuhan puing-puing bangunan.

Petugas mengupayakan proses pencarian dengan kewaspadaan tinggi untuk mengurangi risiko kerawanan runtuh susulan.

Hanya petugas SAR gabungan yang melakukan evakuasi yang bisa masuk ke area lokasi.

Petugas melakukan sterilisasi area hingga 50 meter dari gerbang depan asrama putra agar tidak mengganggu konsentrasi proses pencarian.

"Untuk steril area kami perluas yang tadinya mereka menonton di depan bangunan, ternyata tim kami yang ada di bawah reruntuhan sangat riskan mendengar sesuatu yang ramai," ucap Nanang.

Ia mengatakan, bangunan yang runtuh berupa beton melintang.

Diduga, korban masih terjebak di area tengah.

Untuk sampai ke titik tersebut, petugas harus membuka lubang.

"Karena posisinya beton-beton itu lintang menutupi para korban, sehingga kami harus memberikan akses dengan memberikan lubang atau memotong bagian-bagian dari struktur bangunan tersebut," ucap dia.

Sementara itu, dua ekskavator telah disiagakan sejak Senin malam.

Namun, dua alat tersebut masih belum difungsikan mengingat getarannya berpotensi menimbulkan ambruk susulan.

"Nah, kami cukup memperhatikan sekali karena getaran dari peralatan yang kami gunakan itu sangat rentan untuk membuat bangunan itu roboh," ujarnya.

Baca juga: Kinerja Polisi Indonesia Dikritik Warga Thailand, Laporan Baru Digubris Pasca Viral & Dibantu Damkar

Terpisah, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nanang Avianto meninjau lokasi reruntuhan Ponpes Al Khoziny pada Selasa sore.

Pihaknya akan membantu pencarian korban dengan melibatkan pakar konstruksi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Selain itu, dalam menangani masalah ini, Polda Jatim telah menerjunkan tim DVI untuk mengidentifikasi korban.

Tim DVI juga telah membentuk posko bersama di sekitar Ponpes Al Khoziny Sidoarjo.

"Tim DVI sudah membentuk posko bersama tim gabungan untuk melakukan proses evakuasi dan identifikasi," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules di lokasi pada Selasa (30/9/2025).

Selain Tim DVI, Polda Jawa Timur mengerahkan satu peleton Sabhara, satu peleton Brimob, serta didukung tiga Satuan Setingkat Kompi (SSK) dari Polresta Sidoarjo untuk evakuasi dan pengamanan lokasi.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved