Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

Sosok Rafi Catur, Korban Tewas Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang Sempat Ditentang Mondok oleh Keluarga

Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas (17) warga Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya, menjadi korban ke-4 yang meninggal dunia

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Ndaru Wijayanto
istimewa
SOSOK KORBAN- Foto Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas (17) semasa hidup, yang berhasil dihimpun Tribunjatim.com 

Karena, ketiga kakak perempuan Rafi lebih menghendaki sang adik untuk bersekolah di dekat rumah, sambil mendampingi ayahanda mereka; Mulyono yang hidup sendirian di rumah. 

Benar, Sofyan tak menampik, bahwa Mulyono diketahui sudah lama hidup sendiri atau berpisah dari sang istri berinisial ES sejak beberapa tahun lalu. 

Mulyono sebenarnya bekerja sebagai sekuriti sebuah restoran kuliner daging di kawasan Darmo Permai, Tandes, Surabaya. Bahkan, sesekali bekerja sebagai tidak tetap sebagai karyawan outsourcing teknisi PDAM. 

Sedangkan Rafi, setiap pagi hingga sore hari, bersekolah. Dan sepulang sekolah pada sore harinya, kakak-kakak Rafi menghendaki sang adik bisa menjaga ayahanda mereka sepulang bekerja. 

"Kakaknya dulu kaget karena Rafi memilih mondok. Ya seperti itu, kakaknya ingin Rafi di rumah saja tidak ada orang, dampingi aja bapak, karena sendirian. Karena di rumah, biasanya bapaknya Rafi ditemani anak ketiga berkunjung ke sini. Dia sering," katanya. 

Mengenai sosok keseharian Rafi, Sofyan harus mengakui anak bungsu dari empat bersaudara itu, terbilang sebagai pribadi yang mandiri, baik dan jenaka. 

Hal tersebut dapat dilihat oleh para tetangga dari kesehariannya setiap pulang sekolah pada sore hari; Rafi selalu menyempatkan diri menjaga warkopnya sampai malam hari. 

Pernah suatu kali Sofyan mendengar alasan Rafi tetap mau menjaga warkop milik orangtuanya sepulang sekolah sore sampai malam hari. 

Yang ternyata jawaban, Rafi cuma sekadar bisa memanfaatkan kesempatan dan waktu luang yang ada padanya. 

Lagi pula, dengan membuka warkop dan Rafi sendiri yang menjaga; sebagai kasir sekaligus peracik kopinya, lanjut Sofyan, Rafi juga bisa berkumpul dengan teman-teman sekolah atau sepermainan di permukiman tersebut. 

"Ya Rafi ini yang kelola warkop ini. Katanya; daripada nganggur dan bengong om, ya udah jaga warkop saja. Mandiri anaknya," ungkapnya. 

"Mungkin pelampiasan dia jadi anak muda. Ya bersyukur dia mau buka warkop daripada dia kemana-mana (keluyuran tak jelas). Dia engga pernah buat masalah, dia baik sopan ceria," tambahnya. 

Nah, kalau kebiasaan selama masih bersekolah dasar hingga SMP, atau sebelum mondok, Rafi dikenal gemar bermain sepak bola.

Terkadang, setiap Bulan Ramadhan, Rafi dan belasan orang teman sepermainan di permukiman tersebut, bakal bersepak bola di tengah jalan, sepulang Salat Tarawih hingga menunggu Sahur. 

"Dia hobinya main sepakbola. Kalau bulan puasa, dari malam menunggu sampai sahur, dia sepakbola jalanan di sini sama temannya yang lain," katanya. 

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved