Tinjau Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Menko PM Gus Imin Salurkan Bantuan Rp 1 Miliar

Poin penting:

• Menko PM Muhaimin Iskandar menyampaikan duka cita dan meninjau proses evakuasi korban ambruknya mushala di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo.
• Penanganan korban menjadi prioritas utama, dengan BNPB diminta segera evakuasi meski penuh risiko, atas permintaan keluarga korban.
• Presiden Prabowo Subianto turut berbelasungkawa dan menjanjikan perhatian serta bantuan khusus untuk korban dan keluarga.

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fikri Firmansyah

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar meninjau langsung lokasi ambruknya bangunan mushala Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (2/10/2025). 

Dalam kunjungannya, Gus Imin menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban sekaligus meninjau proses evakuasi yang masih berlangsung.

Gus Imin menegaskan bahwa penanganan korban menjadi prioritas utama. Ia meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) segera melakukan evakuasi dengan cepat, meski penuh risiko, sesuai permintaan keluarga korban.

“Keluarga sudah menyerahkan sepenuhnya kepada BNPB untuk segera melakukan evakuasi secepatnya. Yang penting ada kepastian, baik dalam keadaan hidup ataupun meninggal dunia,” ujarnya.

Ia menambahkan, Presiden Prabowo Subianto juga menyampaikan belasungkawa dan menjanjikan perhatian khusus terhadap para korban maupun keluarganya.

Baca juga: Mimpi Alfatih Selama 3 Hari Tertimbun Puing Ponpes Al Khoziny Bikin Khofifah Takjub: Pakai Pickup

“Pasti Pak Presiden ikut berduka, pasti Presiden akan memberikan perhatian khusus. Pasti Presiden akan memberikan bantuan kepada keluarga,” tutur Gus Imin.

Sebagai bentuk kepedulian, Ketua Umum PKB itu menyerahkan bantuan sebesar Rp 1 miliar kepada pihak ponpes. “Ini masih bersifat pribadi. Nantinya, bantuan dari pemerintah akan dikonsolidir melalui kementerian terkait,” ungkapnya.

Di akhir kunjungan, Gus Imin menekankan pentingnya standar teknis dalam pembangunan fasilitas pesantren agar peristiwa serupa tidak terulang.

“Pesantren yang membangun hendaknya menggunakan standar ilmu teknik dan melibatkan ahlinya. Jika belum ada ahlinya, sebaiknya dihentikan dulu,” tegasnya.

Baca juga: Santri Akui Ikut Ngecor Bangunan Ponpes Al Khoziny yang Kini Ambruk, Ketua RT Ungkap Tak Ada Molen