Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Siswa Diduga Keracunan MBG, Bupati Tulungagung Minta SPPG Terbuka: Camat Mau Lihat Tidak Boleh

Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo, meminta pihak Satuan Pelaksana Pemenuhan Gizi (SPPG) bersikap terbuka

Penulis: David Yohanes | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM/David Yohanes
MENGANTARKAN MBG - Petugas bersiap mengantarkan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) dari salah satu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo meminta SPPG bersikap terbuka dan menjalin komunikasi dengan para pemangku kepentingan di pemerintah daerah. 

Poin penting:

  • Bupati Tulungagung meminta Satuan Pelaksana Pemenuhan Gizi (SPPG) lebih terbuka
  • Kasus keracunan massal yang terjadi di SMPN 1 Boyolangu dianggap sebagai musibah, bukan kesengajaan dari pihak SPPG
  • Bupati menegaskan perlunya evaluasi dan perbaikan agar kejadian serupa tidak terulang

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo, meminta pihak Satuan Pelaksana Pemenuhan Gizi (SPPG) bersikap terbuka dengan semua pemangku kepentingan Makan Bergizi Gratis (MBG).

Hal ini disampaikan Bupati, sebagai salah satu bahan evaluasi setelah terjadi kasus keracunan massal di SMPN 1 Boyolangu.

Bupati menyebut, ada SPPG yang melarang camat saat melihat proses produksi.

“Camat mau lihat masak tidak boleh. SPPG saya minta selalu berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan, terutama di kecamatan,” ujar Gatut Sunu, Senin (20/10/2025).

Gatut menambahkan, seharusnya tercipta komunikasi antara SPPG dengan camat dan Komandan Koramil, serta tokoh-tokoh terkait.

Hal ini disampaikan Gatut, karena ada kesan SPPG bersikap tertutup dan tidak membuang ruang komunikasi.

Karenanya perlu ada evaluasi untuk perbaikan pelayanan MBG di Kabupaten Tulungagung.

Baca juga: BREAKING NEWS - Puluhan Siswa SMPN 1 Boyolangu Tulungagung Diduga Keracunan usai Menyantap MBG

“Ini kan masih baru, semua masih berkembang menuju perbaikan. Kami juga ada pendampingan dari Satgas (percepatan MBG),” sambung Gatut Sunu.

Lanjutnya, komunikasi SPPG dengan para pemangku kepentingan penting agar tidak ada kesan negatif.

Komunikasi ini juga untuk mencari solusi masalah yang muncul agar segera teratasi.

Dan yang paling penting, kasus keracunan massal tidak lagi terjadi di Kabupaten Tulungagung.

“Hal-hal yang positif kan lebih banyak. Dengan komunikasi, hal-hal positif ini yang akan keluar,” tegasnya.

Lebih jauh, Gatut Sunu mengingatkan, keracunan di SMPN 1 Boyolangu adalah musibah.

Kejadian tersebut bukan sesuatu yang disengaja oleh pihak SPPG.

Baca juga: SPPG Panen Resto Tulungagung Kembali Beroperasi, SMAN 1 Kedungwaru Bantah Kasus Keracunan MBG

Apalagi jika dipersentase, jumlah kejadian keracunan dibanding seluruh penerima MBG masih sangat kecil.

“Menurut saya, kejadian ini masih wajar. Kita akan evaluasi agar kejadian serupa tidak terulang lagi,” tegasnya.

Sebelumnya ada 68 siswa yang mengalami keracunan usai menyantap menu MBG pada Senin (13/10/2025) pagi.

Mereka terdiri dari 67 siswa SMPN 1 Boyolangu dan 1 siswa SDN 1 Tanggung Kecamatan Campurdarat.

Keracunan terjadi di hari pertama perpindahan dapur dari SPPG Desa Pojok, Kecamatan Campurdarat ke SPPG Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat.

Dari total pasien itu, 5 di antaranya dirujuk ke rumah sakit karena kondisinya cukup parah

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved