Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Gunung Semeru Erupsi

Respons Bupati Lumajang Soal Ratusan Warga Terdampak Erupsi Semeru Pilih Mengungsi di Rumah Kerabat

Respons Bupati Lumajang soal ratusan warga terdampak erupsi Gunung Semeru memilih mengungsi di rumah kerabat dibanding pengungsian.

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Erwin Wicaksono
PENGUNGSIAN - Suasana pengungsian di posko SMPN 2 Pronojiwo Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (22/11/2025). Tampak warga terdampak erupsi Gunung Semeru sedang terlelap tidur. 
Ringkasan Berita:
  • Dibanding tempat pengungsian yang telah disediakan, warga terdampak erupsi Gunung Semeru memilih mengungsi di rumah kerabat yang aman.
  • Bupati Lumajang, Indah Amperawati menjelaskan, warga terdampak erupsi Semeru kebanyakan memiliki kerabat di Candipuro.
  • Pemkab Lumajang melarang adanya pengungsian liar dan posko bantuan tidak resmi selama masa darurat erupsi Gunung Semeru. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Erwin Wicaksono

TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Banyak warga terdampak erupsi Gunung Semeru memilih mengungsi di rumah kerabat dari pada tempat pengungsian yang telah disediakan.

Bupati Lumajang, Indah Amperawati Masdar menjelaskan, warga terdampak erupsi Semeru kebanyakan memiliki kerabat di wilayah Candipuro, sehingga tinggal sementara di wilayah tersebut. 

"Pengungsian ada di beberapa titik, tapi yang terbanyak kalau (Kecamatan Candipuro) itu berada di keluarganya masing-masing. Keluarga yang berada dalam zona aman. Dan sebagian yang tidak memiliki keluarga di sana ditampung di Kantor Kecamatan Candipuro," ujar Indah ketika dikonfirmasi, Minggu (23/11/2025).

Pengungsian Liar

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Lumajang melarang adanya pengungsian liar dan posko bantuan tidak resmi selama masa darurat erupsi Gunung Semeru. 

Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang, Agus Triyono menjelaskan, seluruh layanan pengungsian harus berada di bawah kendali satu komando resmi, yakni Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana (SKPDB). 

Menurut Agus, penataan tersebut agar pelayanan dapat berjalan optimal, aman, dan terukur

Kata Agus, pengungsian liar umumnya tidak memiliki standar pelayanan minimal seperti listrik, air bersih, fasilitas kesehatan, dan keamanan.

Hal ini berpotensi menimbulkan risiko kesehatan, kebakaran, atau gangguan keamanan bagi pengungsi. 

Baca juga: Edo Kurir Paket Tetap Bekerja saat Gunung Semeru Erupsi, Takut Lihat Abu Pekat hingga Material Jatuh

Adanya pengungsian liar dikatakan Agus membuat distribusi bantuan menjadi tidak terukur, sulit dipertanggungjawabkan serta berisiko tumpang tindih 

“Pengendalian di bawah satu komando resmi memastikan setiap warga terdampak dapat dipantau kondisinya secara menyeluruh. Kebutuhan medis, pangan, dan keamanan bisa terpenuhi secara terencana,” beber Agus.

Di sisi lain, perkembangan jumlah pengungsi sebagaimana data Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang per Sabtu (22/11/2025) malam disebutkan bahwa jumlah pengungsi saat ini berjumlah 646 jiwa dari jumlah awal yang mencapai 1.187 jiwa. 

Di wilayah Pronojiwo yang paling parah terdampak pengungsi terdampak ada di SDN 4 Supiturang sebanyak 214 jiwa, kemudian disusul di posko pengungsian SMPN 2 Pronojiwo sebanyak 192 pengungsi. 

Warga yang mengungsi di rumah-rumah kerabat sebanyak 239 jiwa.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved