Desa Kedungbanteng Sidoarjo Terendam Banjir, Siswa Sekolah Diliburkan

Ringkasan Berita:

• Desa Kedungbanteng merupakan wilayah di Sidoarjo yang menjadi langganan banjir.
• Bahkan para siswa juga diliburkan karena sekolah terendam air.
• Selain Kedungbanteng, banjir juga merendam kawasan Banjarsari.

Laporan Wartawan TribunJatim.com, M Taufik

TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Desa Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, terendam banjir, setelah diguyur hujan deras, Senin (24/11/2025). 

Ketinggian air di sana mencapai 40 centimeter.

Wilayah tersebut memang menjadi langganan banjir kala musim hujan tiba.

Jalan desa, rumah-rumah warga, dan gedung sekolah terendam banjir.

“Seperti biasa, saat sekolahan banjir siswanya diliburkan. Belajar secara daring,” ujar Zainul, warga yang melintas di sana, Senin (24/11/2025). 

Mereka adalah para siswa SMPN 2 Tanggulangin, dan para siswa SDN Kedungbanteng.

Lokasi dua sekolah itu berdekatan, dan sekarang sama-sama sedang kebanjiran.  

Beberapa warga menyebut, genangan air di Desa Tanggulangin sudah mulai terlihat sejak hari Kamis (20/11/2025) lalu.

Menyusul hujan yang terus mengguyur beberapa waktu belakangan.

Namun ketika itu ketinggian air masih belum seberapa. 

“Setelah hari Sabtu (22/11/2025) dan Minggu (23/11/2025) kemarin hujan terus mengguyur, banjir pun semakin besar. Sudah masuk ke rumah warga dan sekolah,” ujarnya.

Di jalan utama, ketinggian air sekira 20-30 centimeter.

Sementara di beberapa lokasi lainnya, ada yang sampai 40 centimeter.

Jika dirata-rata, ketinggian banjir di sana antara 10-40 centimeter. 

Banjir Merendam Kawasan Banjarsari

Selain Kedungbanteng, banjir juga merendam kawasan Banjarsari Sidoarjo, yakni desa yang bersebelahan dengan Kedungbanteng.

Dua-duanya selalu kebanjiran saat musim hujan tiba beberapa tahun belakangan. 

Baca juga: Subandi Sidak Sejumlah Kawasan di Sidoarjo yang Terendam Banjir, Temukan Satu Pompa Air Rusak

Diduga, banjir terjadi kali ini akibat sungai yang ada di kawasan itu tidak mampu menampung air seiring tingginya volume setalah hujan deras mengguyur beberapa waktu belakangan. 

Ditambah lagi, kawasan ini seperti daerah cekungan.

Beberapa tahun belakangan ini, tanah di sana juga terus mengalami penurunan atau land subsidence. Diduga kondisi itu terjadi akibat semburan lumpur Lapindo.