Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

MBG di Jombang Dikeluhkan Siswa, Sidak Dewan Temukan Susu Kadaluarsa Hingga Nasi Goreng Basi

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMP Negeri 2 Jombang dikeluhkan beberapa siswa

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Ndaru Wijayanto
Tribunjatim.com/Anggit Pujie Widodo
PROGRAM MBG JOMBANG - Inspeksi Dadakan (sidak) yang dilakukan oleh Dewan Pendidikan Kabupaten Jombang di SMP Negeri 2 Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur pada Rabu (3/9/2025). Dewan pendidikan temukan susu yang sudah basi hingga jeruk busuk.  

Di sisi lain, Kepala SMPN 2 Jombang, Etik Nuroidah, menegaskan pihak sekolah hanya sebagai penerima manfaat program. Ia mengakui ada kendala distribusi dari pihak SPPG sehingga makanan datang terlambat.

“Senin lalu seharusnya dikirim jam 11.00 WIB, tapi baru sampai sekitar jam 13.00 WIB siang. Akhirnya siswa sempat kelaparan, bahkan wali kelas terpaksa membelikan roti. Besoknya (Selasa) juga terlambat lagi,” keluh Etik.

Ia juga membenarkan keluhan siswa soal nasi yang kurang matang. “Kami sudah sampaikan kepada siswa, kalau ada makanan tidak layak segera dilaporkan supaya bisa ditindaklanjuti,” ungkapnya.

Sebagai catatan, penyaluran MBG di SMPN 2 Jombang ditangani oleh SPPG Kepatihan di bawah Yayasan Puspa Wijaya Abadi yang berlokasi di Desa Kepatihan, Kecamatan Jombang.

Sebelumnya, program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang resmi dijalankan pemerintah di SMPN 1 Jombang sejak Senin (1/9/2025) ternyata tidak langsung berjalan mulus. Sejumlah siswa menuturkan adanya persoalan terkait kualitas hidangan yang mereka terima.

Pada hari pertama, sebagian siswa merasa sayur yang disajikan masih keras dan sulit dikunyah. Memasuki hari kedua, Selasa (2/9/2025), keluhan lain muncul. Beberapa siswa menyebut lauk ayam masih berdarah saat disantap, sementara yang lain mengaku mendapati menu dengan rasa hambar.

Seorang siswa berinisial A menuturkan, meski makanan terasa kurang enak, ia tetap menghabiskannya lantaran tidak membawa bekal.

“Rasanya hambar, bahkan ayamnya masih berdarah. Tapi tetap saya makan karena sudah terlanjur lapar,” ucapnya saat dikonfirmasi pada Selasa (2/9/2025).

Meski demikian, ia tetap mengapresiasi adanya program tersebut. “Bagi kami sudah bersyukur bisa dapat makan gratis. Hanya saja, kalau bisa kualitasnya lebih diperhatikan,” imbuhnya.

Siswa lain, B, juga menyampaikan hal serupa. Ia bercerita bahwa pada hari pertama, seorang rekannya menerima lauk ayam dalam kondisi berbau tak sedap. “

Ada yang dapat ayam bau, kayak basi. Untungnya tidak ada yang sampai sakit, tapi sejak itu banyak teman yang jadi kurang selera,” ujarnya

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved