Petani Tomat di Jombang Nelangsa Harga Jual Anjlok, Usul Hasil Panen Diintegrasikan ke MBG
Petani tomat di Jombang nelangsa harga jual tomat anjlok hingga di bawah Rp 1.000 per kilogram, usulkan hasil panen diintegrasikan ke MBG.
Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Dwi Prastika
Ringkasan Berita:
- Petani tomat di Jombang nelangsa, harga jual tomat anjlok tajam hingga di bawah Rp 1.000 per kilogram.
- Padahal seharusnya, harga normal berada di kisaran Rp 2.000 hingga Rp 2.500 per kilogram.
- Petani usulkan tomat hasil panen bisa dijadikan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Anggit Puji Widodo
TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Harga jual tomat di Jombang, Jawa Timur, anjlok tajam hingga di bawah Rp 1.000 per kilogram.
Petani tomat di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, nelangsa.
Situasi ini membuat banyak petani memilih tidak memanen seluruh tanamannya, karena dianggap tidak sebanding dengan biaya produksi.
Khusnul Yakin (44), petani asal Dusun Santren, Desa Pulorejo, Jombang, mengaku hanya memetik sebagian kecil dari hasil tanamnya.
“Harga jualnya terlalu rendah. Kalau saya panen semua malah rugi besar. Jadi yang dipanen cuma separuh, sekitar enam peti saja, tiap peti isinya 60 kilo,” ucapnya saat dikonfirmasi pada Senin (13/10/2025).
Menurutnya, harga normal tomat di tingkat petani seharusnya berada di kisaran Rp 2.000 hingga Rp 2.500 per kilogram.
Namun, saat panen raya seperti sekarang, harga anjlok drastis karena stok melimpah di pasar.
Kondisi tersebut sudah menjadi pola tahunan, terutama pada periode September hingga November.
“Kalau panen bersamaan di banyak daerah, apalagi bareng musim mangga, harga pasti turun. Kami sudah hafal ritmenya,” tutur Khusnul.
Dengan modal sekitar Rp 12 juta untuk 3.000 batang tomat, petani seperti Yakin berharap bisa menghasilkan lebih dari enam ton dalam sekali masa panen.
Baca juga: Kecewa Harga Jual Cuma Rp 2000 per Kg, Petani Tomat di Madiun Tumpahkan Hasil Panen di Depan Pendopo
Namun, kenyataannya, sebagian besar tanaman dibiarkan begitu saja karena ongkos perawatan dan pemetikan tidak tertutup dari hasil penjualan.
“Kalau dilanjutkan perawatan dengan pupuk lengkap, malah tambah rugi. Jadi ya panen sekadarnya saja. Kerugian bisa sampai setengah modal,” keluhnya.
Meski sudah mencoba menyesuaikan pola tanam dan perawatan misalnya dengan mengurangi pupuk nitrogen dan menambah nutrisi tanaman seperti asam amino serta MKP hasilnya tetap belum signifikan.
Cuaca ekstrem dan biaya produksi tinggi masih menjadi tantangan utama.
harga tomat
Jombang
Kecamatan Ngoro
Desa Pulorejo
makan bergizi gratis
TribunJatim.com
Berita Jombang Terkini
Tribun Jatim
berita Jatim terkini
Ribuan Penari Ramaikan Indonesia Menari 2025 Surabaya, Hadir dengan Koreografi Bathara Saverigadi |
![]() |
---|
Polisi Buka Suara Terkait Kericuhan di Polres Lumajang, Jelaskan Penyebab hingga Amankan 18 Orang |
![]() |
---|
Ibu Kaget Bayinya Jumbo Lahir Berat 5,8 Kg, Nenek Gemas Juluki Cucu Kacang Gemuk |
![]() |
---|
Kasus Meningkat, PDIP Surabaya Gelar Pelatihan Penanggulangan Kebakaran |
![]() |
---|
5 Tahun Suminem Jualan Pentol di Depan Rumah Jokowi, Laris Manis dan Jadi Warung Satu-satunya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.