Banjir di Jombang
Banjir Kepung Jombang, 14 Desa di 4 Kecamatan Tergenang, Air Sempat Tutup Jalan Ploso-Babat
Curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Jombang selama tiga hari terakhir memicu banjir di sejumlah titik.
Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Sudarma Adi
Ringkasan Berita:
- Area Terdampak: 14 desa di 4 kecamatan (Kabuh, Plandaan, Ploso, Kudu).
- Penyebab: Curah hujan tinggi selama tiga hari berturut-turut yang memicu luapan sungai dan jebolnya tanggul.
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo
TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Jombang selama tiga hari terakhir memicu banjir di sejumlah titik.
Hingga Sabtu (22/11/2025), total 14 desa di empat Kecamatan Kabuh, Plandaan, Ploso, dan Kudu terdata tergenang air dengan intensitas berbeda.
Banjir paling awal dilaporkan terjadi di Kecamatan Kabuh. Desa Munungkerep, Pengampon, dan Kedungjati menjadi wilayah yang pertama kali merasakan dampaknya.
Di Munungkerep, air mulai masuk ke permukiman pada Rabu (19/11/2025) sekitar pukul 17.50 WIB setelah sungai di Dusun Slumbung meluap. Heru, warga setempat, menggambarkan kondisi banjir sempat cukup deras sebelum akhirnya surut menjelang pukul 20.00 WIB.
Baca juga: Banjir Rendam Ratusan Hektare Sawah di Ploso Jombang, Petani Cemas Ancaman Gagal Panen
Akses Jalan Provinsi Sempat Terputus
Tidak berselang lama, puluhan rumah di Dusun Suco dan Kambingan, Desa Pengampon, juga terendam. Sekretaris Desa Pengampon, Suwandi, menyebut lebih dari 50 rumah terdampak karena aliran air dari kawasan hutan meluber ke permukiman.
"Ada sekitar 50 rumah yang terdampak banjir," ucapnya.
Di Desa Kedungjati, situasi lebih berat. Luapan Kali Kabuh membuat Dusun Jatisari dan Jatidrenges terendam sejak pukul 22.30 WIB.
"Sekitar tengah malam, air bahkan sempat menutup jalan provinsi Ploso-Babat lebih dari 30 sentimeter," kata Soni Harsono, warga Jatisari.
Banjir turut meluas ke Kecamatan Plandaan, melanda Desa Klitih, Tondowulan, dan Darurejo. Ketinggian genangan mencapai 30 sentimeter. Warga menyebut banjir cepat surut karena hanya terjadi akibat sumbatan di aliran sungai.
"Begitu sumbatan terurai, air langsung menghilang," ujar Teguh, warga Tondowulan.
Banjir besar juga terjadi di Kecamatan Ploso, terutama di Desa Pandanblole. Di Dusun Blole Barat, air mulai naik sekitar pukul 00.00 WIB.
Kepala desa setempat, Suwaji, mengungkapkan bahwa jebolnya tanggul serta tumpukan sampah di jembatan menyebabkan air dari sungai besar meluber ke permukiman, jalan, hingga area balai desa.
Desa Kedungdowo dan Pagertanjung juga tak luput dari luapan Kali Marmoyo. Di Pagertanjung, banjir bahkan terjadi dua kali dalam sepekan.
"Yang terdampak hanya Dusun Pagerongkal, tapi banjirnya datang dua kali, Kamis dan Jumat pagi," jelas Kades Bambang Pitono.
Dari seluruh wilayah terdampak, Desa Jatigedong di Kecamatan Ploso menjadi lokasi yang masih terendam hingga hari ketiga. Hampir seluruh dusun tergenang, termasuk Jatirowo, Lengkong, Gotan, dan Gedang.
Dodik, warga Dusun Gotan, mengatakan ketinggian air kembali meningkat pada Jumat pagi. "Hari Rabu tinggi, Kamis turun, tapi Jumat malah lebih tinggi dari sebelumnya. Bahkan di Gotan dan Gedang bisa mencapai 60 sentimeter," ujarnya.
Baca juga: Kios Nasi Goreng di Jombang Dilempari Sekelompok Pemuda, Gerobak Rusak
Banjir di Jatigedong membuat aktivitas warga lumpuh. Tiga sekolah menghentikan kegiatan belajar, dan sebuah masjid setempat ikut terendam.
Di Kecamatan Kudu, banjir melanda Desa Sidokaton dan Bakalanrayung. Supervisor Pusdalops BPBD Jombang, Stevy Maria, menjelaskan bahwa ketinggian air maksimum sekitar 30 sentimeter di dua desa tersebut.
BPBD Jombang memastikan hujan deras sejak Rabu sore menjadi penyebab utama banjir di berbagai titik. Pemantauan wilayah terdampak masih terus dilakukan.
"Belum ada permintaan dapur umum. Namun kami sudah mengirim logistik makanan siap saji ke Desa Jatigedong untuk antisipasi," ungkap Stevy saat dikonfirmasi TRIBUNJATIM.COM, pada Sabtu (22/11/2025).
Hingga Sabtu siang, sejumlah desa telah surut, namun beberapa wilayah seperti Jatigedong dan Gedongombo masih dalam proses penanganan.
"Kami mengimbau warga tetap waspada mengingat hujan diprediksi masih berpotensi turun dalam beberapa hari ke depan," pungkas Stevy.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Pemukiman-warga-digenangi-luapan-air-banjir.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.