Jembatan Wadung Malang sering Jadi Jalan Pintas, Pihak Desa Ajukan Perbaikan ke Pemkab
Ambruknya jembatan penghubung antardesa di Desa Wadung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, telah dilaporkan ke Pemerintah Kabupaten Malang.
Penulis: Luluul Isnainiyah | Editor: Dwi Prastika
Poin Penting:
- Warga berharap jembatan penghubung antardesa di Desa Wadung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, yang ambruk segera dibangun.
- Pemdes telah melaporkan ambruknya jembatan tersebut ke Pemkab Malang.
- Ambruknya jembatan ini berdampak pada kegiatan warga.
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Lu'lu'ul Isnainiyah
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Ambruknya jembatan penghubung antardesa di Desa Wadung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Jawa Timur, telah dilaporkan ke Pemerintah Kabupaten Malang.
Dengan dilaporkannya kejadian ini, diharapkan jembatan vital yang kerap dilalui warga bisa segera dibangun.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Desa Wadung, Mahyuddin saat ditemui di kantor desa, Selasa (9/9/2025) siang.
Ia menyebutkan, jembatan tersebut berstatus jalan desa.
Jembatan ini sudah berdiri sejak puluhan tahun silam. Tepatnya dibangun pada 1992.
"Dulu jembatan ini dibangun dari swadaya masyarakat bersama bantuan dari bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) dari Pabrik Gula Kebonagung," kata Mahyuddin.
Kondisi jembatan itu memang sudah tidak layak untuk dilalui, terutama untuk kendaraan roda empat ke atas.
Namun, beberapa mobil masih memaksa untuk melintasi jembatan tersebut.
Bahkan pihak desa sebelumnya telah memberi peringatan larangan untuk mobil dengan papan kayu.
Tetapi papan larangan itu dicabut oleh orang tak dikenal.
"Mobil sebenarnya nggak boleh masuk, kita sudah pasang patokan, tapi dua kali dicabut sama orang," tegasnya.
Kini ambruknya jembatan ini cukup berdampak ke beberapa warga.
Sebab, itu merupakan akses terdekat warga untuk aktivitas sehari-hari seperti pergi ke sawah maupun bekerja ke pabrik.
Jika biasanya warga dari arah Desa Sukoanyar melintas jalan alternatif menuju ke Pakisaji dengan waktu tempuh 10 menit, kini harus memutar ke jalan lain dengan waktu tempuh 30 menit.
Baca juga: Jalan Nasional Probolinggo-Lumajang Tak Macet Lagi, Polisi Buka Dua Jalur Lalin di Jembatan Jagalan
"Kalau jembatan gak bisa dipake, ya harus muter. Mungkin jauhnya 30 menitan," tegasnya.
Oleh karena itu, atas kejadian ini pihak pemerintah desa telah mengajukan ke Pemerintah Kabupaten Malang untuk dilakukan perbaikan.
"Ini tadi sudah saya kirim bukti video dan foto ke Pak Bupati dan Dinas PU Bina Marga Malang. Semoga bisa segera dibangun karena kalau swadaya warga sudah nggak mampu," imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, jembatan tingginya kisaran 5-7 meter hingga ke dasar sungai, dengan panjang 18 meter, serta lebar 2,5 meter.
Sebelumnya, jembatan penghubung antardesa di Desa Wadung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, ambruk saat dilewati dump truck yang bermuatan pasir.
Peristiwa ini terjadi pada Senin (8/9/2025) malam.
Sampai dengan Selasa (9/9/2025), truk yang tercebur ke dalam sungai belum juga dievakuasi.
Kondisi di sekitar jembatan siang ini tampak ramai.
Beberapa warga, mulai dari dewasa hingga anak-anak yang masih mengenakan seragam MI terlihat memadati lokasi kejadian.
Mereka penasaran untuk melihat kondisi jembatan yang ambruk.
Di lokasi, terlihat truk dalam keadaan menggantung dengan posisi 60 derajat menghadap ke barat. Kepala truk menggantung di atas sementara bagian belakang menapak ke dasar sungai yang dangkal.
Diketahui, truk ini dikemudikan oleh Wijaya (28) warga Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang.
Saat ditemui di sekitar lokasi, Wijaya sedang menunggu truknya dievakuasi.
"Kejadiannya kemarin malam jam 11an," kata pria berkaus warna hitam itu.
Saat itu, Wijaya memuat pasir seberat 5 ton untuk paving dari Kecamatan Wajak dikirim menuju ke Desa Mendalanwangi, Kecamatan Pakisaji, Malang.
Di pertengahan jalan, ia menjelaskan, jalan utama menuju ke tujuan sedang diututup. Sebab ada panggung yang dipasang di tengah jalan untuk kegiatan peringatan Maulid Nabi.
Karena tidak paham jalan di sekitar sana, ia bertanya ke orang untuk mencari alternatif lain.
Tak hanya bertanya, ia juga membuka Google Maps.
Selanjutnya oleh Google Maps, Wijaya diarahkan menuju ke Jembatan Wadung. Ia melaju dari arah timur yaitu Desa Sukoanyar menuju ke arah barat di Desa Wadung.
"Ya saya terus aja, soalnya gak ada orang juga di sekitar jembatan, penanda jalan juga nggak ada," tegasnya.
Setibanya di dekat jembatan, Wijaya melajukan truknya untuk menyeberang.
Seketika ia sontak kaget ketika jembatan yang ia lalui tiba-tiba ambrol.
Perasaan panik dan takut dirasakan oleh Wijaya.
Beruntung Wijaya yang mengendarai truk seorang diri selamat dari kejadian ini.
Tak berselang lama, ia berusaha keluar dari truk sendirian.
"Alhamdulillah gak kenapa-kenapa, cuma ini sedikit sakit di belakang kepala mungkin kebentur," urai pria yang baru dua minggu bekerja sebagai sopir pengangkut pasir itu.
Desa Wadung
Kecamatan Pakisaji
Malang
jembatan ambruk
TribunJatim.com
berita Kabupaten Malang terkini
Tribun Jatim
berita Jatim terkini
Pemkab Ponorogo Umumkan 8 Nama Lolos Seleksi Dewan Pengawas dan Direktur Perumda Sari Gunung |
![]() |
---|
Lirik Lagu Bahasa Kalbu - Titi DJ, Diputar saat Perpisahan Sri Mulyani di Gedung Kemenkeu |
![]() |
---|
Ayah Laporkan Anak Sendiri ke Polisi usai Motornya Dicuri karena Kecanduan, Firasat Tak Meleset |
![]() |
---|
Peringkat FIFA Timnas Indonesia Setelah Imbang 0-0 Lawan Lebanon, Patrick Kluivert Janjikan 1 Hal |
![]() |
---|
Gagal Menyalip Pikap, Siswi di Banyuwangi Ditabrak Mobil Avanza di Banyuwangi, Tewas di Lokasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.