Penyebab Banjir di Jalan Raya Jetis Mojokerto Tak Kunjung Surut

Ringkasan Berita:

• Banjir luapan sungai di Jalan Raya Jetis, Mojokerto, dipicu drainase buruk dan penyempitan aliran akibat bangunan permanen milik warga di sepanjang sungai.
• BPBD Mojokerto mendorong normalisasi sungai dan koordinasi dengan Pemprov Jatim karena drainase berada di jalan provinsi
• Genangan air sering tidak surut berjam-jam, mengganggu aktivitas warga, merusak infrastruktur, dan membanjiri jalan akibat gorong-gorong meluap serta saluran tersumbat sampah.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Mohammad Romadoni

TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO – Banjir luapan sungai yang tak kunjung surut di Jalan Raya Jetis, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, kembali dikeluhkan warga dan pelaku usaha.

Kondisi ini dipicu oleh drainase yang buruk dan keberadaan bangunan permanen milik warga yang berdiri di sepanjang aliran sungai.

Kalaksa BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Mojokerto, Rinaldi Rizal Sabirin menjelaskan, pemicu banjir luapan sungai diduga akibat adanya bangunan di sepanjang sungai jalan raya Jetis.

"Ada beberapa faktor (Banjir) salah satunya terdapat drainase yang menyempit diakibatkan keberadaan rumah warga," kata Rinaldi, Jumat (14/11/2025).

Menurutnya, diperlukan langkah konkret dalam penanggulangan bencana banjir seperti normalisasi sungai.

Pemkab Mojokerto melalui BPBD telah berkoordinasi dengan dinas terkait dari Provinsi Jawa Timur untuk segera dilakukan normalisasi.

"Kita akan mendorong instansi terkait untuk berkordinasi dengan Provinsi terkait normalisasi. Saluran yang ada butuh normalisasi di kiri dan kanan jalani, dan status jalan adalah jalan provinsi sehingga drainase menjadi kewenangan provinsi," ucap Rinaldi.

Selain normalisasi, lanjut Rinaldi, pembersihan sungai maupun drainase juga perlu dilakukan secara berkala guna antisipasi penyumbatan karena sampah.

Baca juga: Terendam Banjir 5 Hari, Puluhan Rumah di Jombang Terdampak, Pendangkalan Sungai Jadi Biang Keladi

"Perlu pembersihan sampah secara berkala di saluran agar alirannya tidak terganggu, apalagi saat cuaca ekstrem hujan intensitas tinggi yang berpotensi memicu banjir luapan," tukasnya.

Sebelumnya, aktivitas warga terhambat genangan air akibat luapan sungai di jalan raya Jetis, Kabupaten Mojokerto yang tak kunjung surut hingga Kamis (13/11/2025) siang.

Buruknya saluran drainase tersumbat sampah mengakibatkan genangan air meluap membanjiri jalan raya, bahkan berpotensi merusak infrastruktur jalan dan jembatan.

Tak hanya pengguna jalan yang terdampak, pelaku usaha UMKM di sekitar lokasi juga mengeluh lantaran pembeli enggan mampir 
akibat akses jalan tergenang air.

Pelaku usaha UMKM kuliner ayam geprek, Ilham Firdaus (21) mengatakan, genangan air persis di depan lapaknya membuat sebagian pelanggannya terganggu. 

"Sangat disayangkan sih ada genangan air, jadi orang-orang (Pembeli) jadi tidak nyaman terganggu," ujar Ilham.

Ilham mengaku, genangan air terjadi saat dirinya membuka lapak sekitar pukul 05.00 WIB dan hingga siang menjelang sore belum surut.

Hujan intensitas tinggi menyebabkan gorong-gorong meluber, kondisi itu diperparah dengan banyaknya sampah yang menyumbat aliran menuju ke sungai.

Dirinya berharap, pemerintah daerah segera memperbaiki saluran drainase yang memicu genengan air di jalan raya.

"Semoga diperbaiki biar pelaku usaha tidak terdampak genangan air tersebut," tandas Ilham.