Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Afni Semringah 1000 Buah Pempek Jualannya Ludes saat Demo, Yakin Mahasiswa Merasa Lapar

Seorang penjual pempek semringah karena dagangannya ludes terjual diborong massa pendemo.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.COM/FIRMANSYAH
JUALAN SAAT DEMO - Afni, penjual pempek di lokasi unjuk rasa mahasiswa Bengkulu. Ia mengaku senang karena 1.000 buah pempek yang ia jual laris manis, Selasa (2/9/2025). Informasi yang ia dapatkan ternyata tak salah. 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang penjual pempek semringah karena dagangannya ludes terjual diborong massa pendemo.

Afni berjualan di lokasi unjuk rasa, depan gedung DPRD Provinsi Bengkulu, ludes dibeli massa yang sedang demo, Selasa (2/9/2025).

Afni menyebut bahwa ia menjual 1000 buah pempek.

"1000 pempek ludes, laris manis dibeli mahasiswa yang unjuk rasa," kata Afni dengan senyum lepas, dilansir dari Kompas.com.

Afni bercerita bahwa pada hari normal, dirinya hanya mampu menjual 700 buah pempek.

Pempek itu ia jajakan sambil mengendarai sepeda motor ke pasar dan perumahan.

"Saya sudah dapat informasi bahwa akan ada demo. Maka saya buat pempek 1.000 buah karena saya yakin mahasiswa yang demo pasti lapar," ujarnya.

Prediksi Afni tidak salah, saat jam 13.00 WIB, massa dari mahasiswa tiba di gedung DPRD Bengkulu untuk unjuk rasa, ia sudah lebih dulu tiba.

"Mahasiswa, pak polisi, semua makan dan beli. Tepat jam 16.00 WIB pempek saya laku terjual," ujarnya senang.

Baca juga: Live TikTok Hilang, Kemendag Klaim Tak Pengaruhi Transaksi Jual Beli Online

Afni menjual pempek dengan harga Rp 1000 per buah.

Ia mengharapkan unjuk rasa mahasiswa betul-betul berdampak baik bagi orang kecil seperti dirinya.

"Saya memang tidak paham betul maksud unjuk rasa. Namun saya berharap apa yang disuarakan mahasiswa berdampak positif bagi pedagang kecil seperti kami," jelasnya.

Ia mengaku harga-harga bahan baku untuk membuat pempek, seperti gandum dan sagu, memang naik.

Hal itu membuat dirinya kebingungan dalam menentukan harga pempek.

"Harga bahan baku naik, semoga demo mahasiswa buat harga bahan baku pempek turun juga," tutupnya.

Baca juga: Chusnul Penjual Baju Cemas Live TikTok Diblokir karena Demo, Biasa Raup Omzet Rp 500 Ribu

Melansir dari TribunBengkulu, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Rejang Lebong Melawan menggelar aksi demonstrasi di depan kantor DPRD Rejang Lebong, Rabu (3/9/2025) siang.

Aksi ini berlangsung damai, namun penuh tekanan moral bagi para wakil rakyat.

Dalam aksi tersebut, mahasiswa tidak hanya menyoroti isu nasional, tetapi juga membawa berbagai persoalan lokal yang mereka nilai mendesak untuk segera ditindaklanjuti.

Setelah menyampaikan orasi dan membacakan 14 poin tuntutan, massa meminta seluruh anggota DPRD untuk bersumpah di bawah Alquran sebagai tanda keseriusan mereka menjalankan aspirasi rakyat.

Sumpah itu dibacakan langsung oleh Ketua DPRD Rejang Lebong, Juliansyah Yayan.

Dengan Alquran diletakkan di atas kepalanya, Yayan tegas menyatakan kesanggupan menindaklanjuti tuntutan mahasiswa.

“Kami siap melaksanakan dan menjalani tuntutan-tuntutan yang disampaikan oleh adik-adik mahasiswa,” ucap Yayan di hadapan massa aksi, mewakili semua anggota DPRD Rejang Lebong lainnya.


Momen pengucapan sumpah tersebut disambut riuh tepuk tangan dan sorakan mahasiswa, yang menilai hal itu sebagai simbol komitmen moral wakil rakyat terhadap masyarakat Rejang Lebong.

Koordinator aksi, Fikri Anandi, menegaskan bahwa 14 tuntutan yang disampaikan bukan sekadar formalitas, melainkan harus dijawab nyata.

Ia memberikan tenggat waktu satu bulan kepada DPRD untuk menunjukkan progres.

“Kami tidak main-main. Kami memberikan waktu satu bulan bagi DPRD Rejang Lebong untuk merespons tuntutan mahasiswa. Jika tidak ada tindak lanjut, kami siap turun lagi dengan aksi yang lebih besar,” tegas Fikri.

Adapun 14 poin tuntutan tersebut antara lain mendesak DPR RI segera mengesahkan RUU Perampasan Aset, mengevaluasi rencana kenaikan tunjangan DPR, reshuffle pejabat yang memiliki riwayat korupsi, menghentikan represifitas aparat, mendorong partai politik mengevaluasi kader, hingga peningkatan kesejahteraan guru.

Selain itu, mahasiswa juga menyoroti sejumlah isu lokal, seperti pemerataan pendidikan, evaluasi teknis program Makan Bergizi Gratis (MBG), pengadaan tempat pembuangan sampah, penertiban juru parkir liar, peningkatan keamanan, hingga pengusutan tuntas kasus pembunuhan Resma Reta yang hingga kini belum menemukan titik terang.

Koordinator lapangan aksi, Aldo Febriansyah, menambahkan bahwa ada tuntutan yang bersifat teknis dan menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.

“Kami menyoroti masalah irigasi, pendidikan, dan keamanan. Hal-hal ini konkret dirasakan masyarakat dan butuh respons cepat dari DPRD,” ujarnya.

Baca juga: Rochmat Tukang Sol Lemas Sepatu Dagangan Habis Dijarah saat Demo Ricuh: Bukan Rezeki Saya

Menanggapi hal ini, Ketua DPRD Rejang Lebong, Juliansyah Yayan, menyatakan apresiasinya terhadap cara mahasiswa menyampaikan aspirasi secara damai dan dialogis. Ia memastikan bahwa semua tuntutan akan diterima, ditelaah, dan ditindaklanjuti sesuai kewenangan.

“Kami sudah sepakat dan menandatangani dokumen tuntutan mahasiswa. Namun tentu ada tuntutan yang ditujukan ke DPR RI, ada pula yang ke Pemkab, jadi harus kami koordinasikan lebih lanjut. Mudah-mudahan dalam satu bulan ini sudah ada progres nyata,” tandas Yayan.

Dengan adanya sumpah di bawah Alquran, mahasiswa berharap DPRD benar-benar memegang janji dan tidak sekadar mengumbar kata-kata. Mereka menegaskan akan terus mengawal setiap langkah DPRD hingga aspirasi masyarakat terealisasi.

“Kami akan terus kawal. Jika tidak, akan ada aksi selanjutnya yang lebih besar,” ucap Koordinator Aksi, Fikri Anandi.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved