Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sumini Resah soal Isu Penjual Soto Daging Manusia dari Video AI, Yakinkan Pembeli Dagangannya Halal

Tengah viral di media sosial video cerita berbasis kecerdasan buatan (AI) yang merasahkan masyarakat Wonosobo, Jawa Tengah.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TribunJateng/Imah Masitoh
VIDEO AI MERESAHKAN - Pedagang soto di Wonosobo, Jawa Tengah resah karena video viral soto berbahan dasar daging manusia. Salah satu pedagang soto bernama Sumini buktikan daging yang digunakan bahan sotonya dijamin aman dan halal dan sudah bersertifikat, Kamis (20/9/2025).  

TRIBUNJATIM.COM - Tengah viral di media sosial video cerita berbasis Kecerdasan Buatan (AI) yang merasahkan masyarakat Wonosobo, Jawa Tengah.

Video itu diunggah oleh kanal YouTube Cerita Pendek 365.

Video berjudul "Wonosobo Gempar: Pemilik Warung Masak Mayat Mahasiswi, Jual Soto Selama Dua Bulan Tanpa Diketahui", yang diunggah pada 18 Agustus 2025, telah ditonton lebih dari 845 ribu kali hingga Kamis (4/9/2025).

Narasi fiktif tersebut menyebutkan adanya warung soto di Wonosobo yang menggunakan daging manusia sebagai bahan dasar.

Baca juga: Pendapatannya Rp 11 Juta Sehari, Haritsah Penjual Soto Gratiskan 650 Porsi Tiap Selasa: Amalan Rutin

Dalam deskripsi video bertuliskan narasi sebagai berikut.

"Wonosobo yang dikenal sebagai kota kecil nan tenang mendadak berubah menjadi pusat perhatian seluruh negeri. Sebuah warung soto sederhana di pinggir jalan ternyata menyimpan rahasia kelam yang tak seorang pun bayangkan. Dua bulan penuh, masyarakat tanpa sadar menyantap soto dengan kuah 'aneh tapi nikmat' - hingga suatu malam, potongan tulang kecil terbongkar di dalam mangkuk. Dari situlah kengerian dimulai, dan kebenaran yang terungkap membuat semua orang terpaku. Tonton sampai habis kisah nyata ini, karena di balik setiap sendok kuah, ada cerita yang mengubah Wonosobo selamanya.

"Banyak masyarakat yang belum mampu membedakan konten fiksi AI dengan kejadian nyata. Salah satu komentar datang dari akun @Pariyem-kc3sz yang menuliskan komentarnya.

"Saya orng wonosobo asli 55 th.g prnah dengat ada spt itu.wono sobo kota yg indah damai.tempat wisata tolong jangan di nodai. wono sobo itu kota kecil jadi klo ada peristiwa semua orng langsung tau." melansir dari TribunBanyumas.

Dampak dari viralnya video tentang soto berbahan dasar daging mayat mahasiswi dirasakan oleh para pedagang soto di Wonosobo.

Salah satunya adalah Sumini, penjual soto sapi yang berjualan di Taman Ainun Habibie.

Ia mengaku kaget saat mendengar kabar viral tersebut.

"Ya kaget ya, apalagi kita, maaf ini soto saya kan masuk roto legendaris ya, saya meneruskan almarhum bapak saya jualan, sampai sekarang. Baru tahu kemarin kabar itu.

Kaget ya, takutnya berimbas kepada pedagang-pedagang soto yang emang asli daging sapi ataupun daging ayam kan, itu pengaruh," ujarnya.

Meskipun belum berdampak secara langsung terhadap penjualan, Sumini tetap merasa khawatir akan persepsi masyarakat.

"Alhamdulillah belum berdampak. Setelah saya tahu kabar itu, terus saya sempat tanya ke pelanggan. 

Salah satu pelanggan yang memang pelanggan setia saya katanya, Alhamdulilah tidak mempercayainya.

Malah bilang ngga usah terlalu terbawa Bu, enggak apa-apa," ucapnya.

Baca juga: Putro Penjual Soto Terpaksa Tetap Jualan saat Demo Ricuh di Grahadi, Butuh Biaya Kuliah Anak

Ia menegaskan bahwa bahan-bahan yang ia gunakan dijamin aman dan halal.

"Daging yang saya beli juga kan sudah dapat sertifikat halal juga," tegasnya.

Soto daging sapi buatan Sumini dijual dengan harga Rp15.000 untuk porsi biasa, dan Rp20.000 untuk porsi full daging.

Dalam sehari, ia bisa menjual 25 sampai 35 porsi, dan meningkat hingga 100 porsi jika ada event akhir pekan.

Ia juga menyebut beberapa pelanggan tetap dari kalangan pejabat.

"Harapannya ya semoga orang-orang nggak langsung percaya gitu aja, kasihan pedagang yang bener-bener jualan jujur," tandasnya.

Baca juga: Baru Laku Rp70 Ribu, Penjual Soto Kalem Dikasih Dedi Mulyadi Uang Jutaan, Tetap Fokus Layani Pembeli

Sementara itu, Ketua Koordinator Wilayah (Korwil) Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia (Mafindo) Wonosobo, Astin Meiningsih, menyebut video tersebut sebagai bentuk penyalahgunaan teknologi AI yang tidak beretika.

"Sebetulnya kalau kita ngomong soal perkembangan teknologi dulu ya, hari ini AI itu menjadi luar biasa.

Bisa menjadi peluang, tetapi bisa menjadi petaka ya. Petakanya kalau kita belum paham tentang etika," ucapnya.

Ia menyayangkan bahwa motivasi di balik video tersebut hanya untuk meraup keuntungan dari tayangan (adsense), tanpa mempertimbangkan dampaknya ke masyarakat.

Astin juga mengungkapkan bahwa upaya pelaporan dari Mafindo ke YouTube belum langsung mendapat tanggapan.

Mafindo telah melakukan koordinasi dengan pihak Diskominfo Wonosobo dan memanfaatkan jaringan nasional mereka untuk mempercepat penanganan konten tersebut.


Langkah selanjutnya, menurut Astin, adalah edukasi dan klarifikasi publik.

Astin juga menekankan pentingnya peran media dan warganet untuk membantu menyebarkan edukasi literasi digital agar masyarakat tidak mudah termakan hoaks.

Untuk masyarakat yang ingin melaporkan konten hoaks, Mafindo menyediakan kanal untuk mencari arsip periksa fakta di turnbackhoax.id.

"Jangan percaya pada informasi apapun dulu, endapkan dulu, cooling down dulu, setelah itu tanya-tanya ini bener gak ya, dan bisa periksa fakta di kanal kita," tandasnya.

Hingga kini, video tersebut belum ditandai sebagai hoaks maupun diturunkan oleh pihak YouTube.

Kasus Lain

Seorang pria mengaku jual daging kambing muda padahal jagal 100 kucing.

Pria itu adalah Sujad (55) asal Pagar Alam, Sumatera Selatan.

Kebohongan Sujadi, penjual daging kucing terbongkar hingga kini ia ditangkap polisi.

Penangkapan ini terjadi setelah warga setempat melaporkan aksinya yang terekam dalam video dan diunggah di akun Instagram @pagarlam_insta, seperti dilansir dari Kompas.com.

Kapolres Pagar Alam, AKBP Januar Kencana Setia Persada menjelaskan, setelah video tersebut viral di media sosial, Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) langsung melakukan penyelidikan.

Sujadi ditangkap ketika sedang menginap di salah satu losmen pada Rabu (4/9/2025).

"Dari hasil pemeriksaan, tersangka mengakui telah menjagal sebanyak 100 ekor kucing yang kemudian dijual kepada warga seharga Rp 100 ribu per kilogram," ungkap Januar.

Baca juga: Pesan Berantai Berisikan Narasi Sniper di Kota Malang Resahkan Warga, Polisi Pastikan Hoaks

Januar menjelaskan lebih lanjut bahwa warga tidak menyadari bahwa daging yang dijual oleh Sujadi sebenarnya adalah daging kucing, karena pelaku menyebutnya sebagai daging kambing muda.

"Tersangka mengaku mendapatkan kucing tersebut di jalanan dan menjagalnya," ujarnya.

Dari penangkapan tersebut, polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa seekor kucing jenis anggora yang masih hidup dan dua pisau yang rencananya akan digunakan untuk menjagal.

"Pengakuan tersangka menyatakan bahwa ia menjagal atau memotong sendiri kucing yang didapatkan di jalanan tersebut," jelas Kapolres.

Atas perbuatannya, Sujadi dijerat dengan Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang senjata tajam dan Pasal 302 Ayat 2 KUHP tentang Penganiayaan Hewan, dengan ancaman hukuman penjara selama tujuh tahun.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved