Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sangar saat Aniaya Driver Ojol yang Ogah Bayar Parkir, Jukir Liar Ciut Diseret Polisi ke Kantor

Perilaku seorang jukir liar terhadap driver ojol yang tak mau bayar parkir berakhir di kantor polisi, tampak ciut si jukir setelah ditangkap.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Tribunnews.com
TUKANG PARKIR LIAR - Tampang Fernando (28) juru parkir liar usai ditangkap Polisi karena menganiaya seorang pengemudi ojek online (Ojol) bernama Khairul di Jalan Timor, Kecamatan Medan Timur, Selasa (9/9/2025). Korban dianiaya karena menolak memberikan uang parkir. 

TRIBUNJATIM.COM - Nasib seorang driver ojol yang dianiaya tukang parkir liar akhirnya terungkap.

Polsek Medan Timur menangkap Fernando Siagian (28), juru parkir liar yang menganiaya seorang pengemudi ojek online bernama Khairul Arifin (30).

Korban dipukul karena menolak memberikan uang kepada tersangka usai membeli minuman di minimarket sebelah RS Murni Teguh Medan.

Kapolsek Medan Timur Kompol Agus Butarbutar mengatakan, penganiayaan terjadi pada Sabtu 6 September kemarin, sekira pukul 17:30 WIB.

Sang driver ojol melaporkan kejadian ini langsung ke Polsek Medan guna menuntut keadilan.

Kronologi

Khairul, memarkirkan sepeda motor di depan Indomaret yang berada di sebelah Rumah Sakit Murni Teguh, Jalan Timor, Kelurahan Gang Buntu, Kecamatan Medan Timur.

Setelah memarkir kendaraan, Khairul masuk ke dalam minimarket dan membeli minuman, lalu keluar hendak menunggu orderan.

Begitu hendak beranjak menggunakan sepeda motornya, tersangka mendatangi korban meminta uang parkir.

Namun korban menolak membayar lantaran ia parkir di area minimarket yang gratis parkir bagi pelanggan.

Ditambah, Fernando tidak mengenakan atribut juru parkir resmi sebagaimana mestinya hingga akhirnya cekcok mulut.

Baca juga: Baru Beli Rumah Rp140 Juta, Anggun Pencuri Uang Bank Rp10 M Ditangkap saat Tidur

Disinilah tersangka Fernando memukul wajah Khairul, lalu pergi.

"Itu lah si pelaku sempat menonjok wajah korban lalu pergi," kata Kapolsek Medan Timur Kompol Agus Butarbutar, Selasa (9/9/2025), seperti dikutip TribunJatim.com dari Tribun Medan.

Setelah mendapat penganiayaan, korban melapor ke Polsek Medan Timur yang jaraknya kurang lebih 50 meter.

Kemudian personel Polisi bergerak cepat mengamankan tersangka sebelum melarikan diri.

Tampang Fernando (28) juru parkir liar usai ditangkap Polisi karena menganiaya seorang pengemudi ojek online (Ojol) bernama Khairul di Jalan Timor, Kecamatan Medan Timur, Selasa (9/9/2025). Korban dianiaya karena menolak memberikan uang parkir.
Tampang Fernando (28) juru parkir liar usai ditangkap Polisi karena menganiaya seorang pengemudi ojek online (Ojol) bernama Khairul di Jalan Timor, Kecamatan Medan Timur, Selasa (9/9/2025). Korban dianiaya karena menolak memberikan uang parkir. (Tribunnews.com)

Usai ditangkap, tersangka mengakui perbuatannya telah memukul ojek online.

Tersangka memukul korban lantaran kesal merasa kakinya ditabrak ban motornya.

"Tersangka Fernando menerangkan dia ditabrak oleh korban pada bagian kaki, kemudian ia refleks langsung memukul korban pada bagian mulutnya sehingga menyebabkan luka - luka."

Nasib driver ojol memang kerap kali tak bisa ditebak dan menyedihkan.

Menjadi korban kericuhan demo di Jakarta, driver ojek online (ojol) Moh Umar Amarudin (30) menceritakan kronologi kejadian yang ia alami pada Kamis (28/8/2025) malam

Umar mengatakan, saat itu ia baru saja menurunkan penumpang dan hendak beristirahat setelah salat magrib di sebuah masjid yang tidak jauh dari lokasi kejadian.

Usai salat magrib, ia melihat karumunan orang-orang di depan masjid.

Baca juga: Anggota DPRD Diduga Malah Asyik Dugem Rangkul Wanita saat Rakyat Demo, Bakal Diperiksa

Umar pun lantas melihat keramaian tersebut.

Ternyata saat itu polisi tengah membubarkan warga yang sedang melihat kericuhan demonstrasi.

"Saya habis narik, abis nurunin penumpang terus ke masjid buat salat magrib," ujar Umar kepada Tribun Jabar melalui panggilan video, Senin (1/9/2025).

"Lagi istirahat di masjid habis salat magrib lihat di depan masjid ramai, polisi lagi bubarin warga yang lihat demo," imbuhnya.

"Jadi bukan yang demo, kan di situ banyak warga berkumpul lihat demo, nah dibubarin sama polisi," papar Umar.

Umar menjelaskan, saat ia akan melihat kerumunan tersebut, tiba-tiba terkena gas air mata dan ditarik aparat.

Saat ditarik aparat, Umar berusaha menjelaskan bahwa ia bukan pendemo.

"Saya lihat ke depan kena gas air mata perih," ucap Umar.

Namun, hal itu diduga tidak digubris aparat hingga Umar dipukuli dan terluka.

"Terus ada yang narik polisi, kata saya, saya bukan pendemo, saya ojol, saya lihatin (identitas), saya juga pakai jaket ojolnya, saya ditarik dipukulin, disitu enggak sadar," tutur dia.

Dari kejadian ini, Umar kehilangan handphone yang ia pakai untuk bekerja sebagai driver ojol.

Beruntung, sepeda motornya terparkir aman di halaman masjid.

Moh Umar Amarudin saat berbincang dengan wartawan Tribun Jabar melalui sambungan video call, Umar menceritakan kronologi kejadian, Senin (1/9/2025).
Moh Umar Amarudin saat berbincang dengan wartawan Tribun Jabar melalui sambungan video call, Umar menceritakan kronologi kejadian, Senin (1/9/2025). (Tribun Jabar/M Rizal Jalaludin)

"Motor aman soalnya diparkirin di masjid, HP hilang enggak tahu kemana."

"Saya ke rumah sakit dibawa sama ambulans, dari situ enggak sadar apa apa," kata Umar.

Umar menyebutkan, berdasarkan keterangan dokter, ia mengalami patah tulang iga.

"Kata dokter tulang iga patah satu," jelasnya.

Diketahui, Umar dirawat di RS Pelni Jakarta, kondisinya saat ini berangsur membaik.

Umar mengatakan, hari ini dokter telah membolehkan pulang ke rumah.

"Alhamdulillah hari ini kata dokter diperbolehkan pulang, sekarang masih ngurus administrasi dulu, nunggu petunjuk dokter, jam berapa pulangnya belum tahu," tutur Umar.

Baca juga: Anggota DPRD Diduga Malah Asyik Dugem Rangkul Wanita saat Rakyat Demo, Bakal Diperiksa

Umar berasal dari Kampung Sukamukti RT 01/01, Desa/Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Ia merantau ke Jakarta untuk bekerja sebagai driver ojol.

Saat mendapat kabar Umar menjadi korban kekerasan aparat, ibu dan keluarganya di Sukabumi sempat kaget.

Kakak Umar, Siti Nur Aisyah (31), menerangkan ibunya, Yoyoh (60), menangis melihat kondisi Umar yang penuh luka.

"Ibu belum bisa ditanya, masih was-was, semalam enggak dikasih tau," ungkapnya, dikutip dari Tribun Jabar.

"Baru tahu barusan karena ramai yang ke sini ada yang ngasih tahu," imbuh Siti.

Yoyoh terlihat hanya terdiam, ditemani anak-anaknya di rumahnya di Kampung Sukamukti RT 01/01, Desa/Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat, 29 Agustus 2025. Yoyoh adalah ibunda driver ojol Umar Amarudin yang luka setelah diduga dikeroyok polisi yang mengamankan demo di Jakarta pada Kamis (28/8/2025).
Yoyoh terlihat hanya terdiam, ditemani anak-anaknya di rumahnya di Kampung Sukamukti RT 01/01, Desa/Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat, 29 Agustus 2025. Yoyoh adalah ibunda driver ojol Umar Amarudin yang luka setelah diduga dikeroyok polisi yang mengamankan demo di Jakarta pada Kamis (28/8/2025). (Tribun Jabar/M Rizal Jalaludin)

Menurutnya, Umar tak terlibat demo dan berada di lokasi kejadian setelah mengantar penumpang.

"Itu dikira ikut demo, padahal lagi nurunin penumpang terus ditarik. Dia kena pukul," ungkap Siti.

"Bagian rahang geser, terus keretakan di dada, katanya sih tangannya patah," terangnya.

Ia menambahkan, Umar sudah lima tahun bekerja sebagai driver ojol di Jakarta.

Adik bungsunya juga ikut menjadi driver ojol dan keduanya tinggal di sebuah kontrakan di Slipi, Jakarta Barat.

Awalnya, beredar kabar Umar meninggal, namun setelah ditelusuri, ia mengalami luka-luka.

"Pastinya sedih, soalnya kan pertama dapat kabar itu meninggal."

"Tapi pada kenyataannya, itu hanya identitas dia aja yang dipakai."

"Belum tahu pasti sih (kondisi terkini Umar), cuma katanya masih nunggu hasil rontgen dari dokter," sambungnya.

Pihak keluarga meminta kasus pengeroyokan Umar diusut meski pelaku anggota kepolisian.

"Dia baik. Kami berharap ada keadilan," katanya.

Baca juga: Dansat Brimob Klarifikasi & Minta Maaf usai Salah Tangkap Anggota TNI saat Aksi Perusakan Pos Polisi

Kakak Umar, Syaripudin mengungkap, adiknya mengalami luka-luka karena ditendang aparat kepolisian.

Bahkan, Syaripudin mengatakan, ada bekas injakan di kepala sang adik.

"Di tangan ada, di kepala ini bekas injak. Ada bekas injakannya. Ini (lengan) enggak tahu patah atau bagaimana, katanya sakit," ucap Syaripudin.

Syaripudin mengatakan, Umar tak ikut aksi demo di depan Gedung DPR RI, tetapi berada di lokasi kejadian karena mengantar pesanan.

"Dia kan habis narik, jadi enggak ketahuan kalau dia bukan sebagai pendemo," ujarnya.

Sempat beredar kabar Umar meninggal akibat diinjak kepolisian, namun hal itu dibantah Syaripudin.

Ia mengaku, pihak Grab akan menanggung biaya pengobatan Umar.

"Bagi saya selaku keluarga korban sangat berterima kasih banyak ada perusahaan yang mau tanggung jawab," ucapnya.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved