Berita Viral
Warga Heran Lihat Menu MBG untuk SMA, Dinilai Tak Menggugah Selera Sama Sekali: Kreatif Dikitlah
Menu MBG di SMAN 6 Kabupaten Maros jadi sorotan, warga keheranan mengapa tak ada yang protes.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Warga memprotes penampakan MBG yang didistribusikan ke beberapa SMA di Kabupaten Maros.
Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di SMA Negeri 6 Bontoa Kabupaten Maros jadi sorotan warga.
Menu yang dibagikan kepada siswa dinilai kurang menggugah selera.
Dalam satu kotak makan, terlihat hanya ada nasi, telur rebus utuh tanpa dikupas, tempe tepung, tumis sawi dan wortel, serta dua buah pisang.
Unggahan foto menu MBG di SMAN 6 Kabupaten Maros tersebut langsung menuai perhatian di media sosial.
Warga Maros, Annisa Permata Sari yang membagikan menu tersebut di akun Facebook pribadinya mempertanyakan standar gizi yang disajikan.
“Cocokmi inikah standar gizinya,” tulis Annisa dalam postingannya.
Ia berharap dapur penyedia MBG bisa lebih kreatif dalam menyusun menu untuk anak sekolah.
“Tolong yang punya MBG ini perbaiki menuta deh, kreatif dikitlah supaya kalau baruji dibuka tutup makanannya sudah enak dipandang,” lanjutnya.
Menurut Annisa, menu bergizi bukan hanya soal pemenuhan kebutuhan protein dan karbohidrat, tapi juga tampilan yang menarik agar siswa lebih bersemangat makan.
Baca juga: Imbas Pukul Warga Sendiri, Kades Jadi Tersangka, Diberi Waktu 1 Bulan Tak Minta Maaf
Menanggapi hal ini, Mitra Dapur SPPG Bontoa, Andi Syarifuddin, memberikan penjelasan.
Menurutnya, menu MBG sudah sesuai dengan aturan gizi yang ditentukan oleh ahli gizi.
“Hanya saja mungkin kelihatannya agak begitu, padahal proteinnya sudah sesuai,” kata Andi, Rabu (10/9/2025), seperti dikutip TribunJatim.com viaTribun Medan, Kamis (11/9/2025)
Ia juga menegaskan bahwa setiap hari menu MBG berganti.
Baca juga: Vacuum Cleaner AI dari Samsung, untuk Rumah Sehat dan Bersih
Namun, dalam beberapa hari terakhir suplai ayam sempat terganggu.
“Karena itu ahli gizi mengganti dengan sumber protein lain, seperti telur dan tempe,” jelasnya.
Saat ini dapur SPPG Bontoa melayani sebanyak 2.700 siswa dari tingkat TK, SD, SMP, hingga SMA.
Ada 15 sekolah yang masuk dalam jangkauan pelayanan dapur tersebut.
Setiap porsi MBG dihargai Rp10 ribu oleh pemerintah.
“Dapur kami baru berjalan lima hari terakhir dan masih dalam tahap penyesuaian di lapangan,” tutupnya.
Sementara itu, koordinator wilayah MBG Maros, Nur Indah saat dikonfirmasi tribun timur sejak pukul 11.19 enggan menjawab.

Program MBG sampai saat ini memang masih menuai sorotan.
Terutama di bagian pembuatan, pendistribusian, hingga banyaknya siswa yang masih kerap alami keracunan karena pembuatan tak sesuai standar.
Kejadian 456 siswa keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Bengkulu turut menjadi sorotan media asing, termasuk Al Jazeera dan Reuters.
Diberitakan, puluhan siswa TK hingga SD bahkan guru diduga mengalami keracunan usai menyantap makanan program MBG.
Insiden ini disebut sebagai kasus terburuk sejak program unggulan Presiden Prabowo Subianto diluncurkan pada Januari 2025.
Baca juga: Dicurigai Bukan Ojol, Riska Tunjukkan Dapat Rp3 Juta Seminggu di Aplikasi, Ungkap Pesan Gibran
Al Jazeera menuliskan pada 3 September 2025, ratusan anak berusia 4–12 tahun mulai dilarikan ke rumah sakit sejak Kamis (28/8/2025) pekan lalu.
Mereka dilarikan setelah mengeluh sakit perut usai menyantap makanan sekolah gratis.
Rekaman video dari pemerintah daerah menunjukkan antrean panjang anak-anak yang membutuhkan perawatan darurat.
Reuters melaporkan pada 2 September 2025, Wakil Gubernur Bengkulu, Mian, mengumumkan penghentian sementara operasional dapur penyedia makanan gratis.
"Kami akan menghentikan sementara operasional di dapur ini sambil menyelidiki letak kelemahannya," ujarnya.
"Ini ranah tim investigasi BGN (Badan Gizi Nasional) dan pihak berwenang," imbuh Mian, melansir Tribunnews.com.
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menambahkan bahwa dapur tersebut belum lama beroperasi.
Ia meminta staf mengevaluasi layanan sambil menunggu hasil uji laboratorium makanan.
Dadan belum memberikan keterangan mengenai penyebab pasti keracunan di Bengkulu.
Penyelidikan awal kasus keracunan massal di Kabupaten Lebong, Bengkulu, mengungkap sejumlah bahan makanan seperti bakso, mie, dan tahu dibeli dari luar daerah sebelum diolah di dapur program MBG.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) MBG Kecamatan Lebong Sakti, Martin Azib, yang menegaskan seluruh bahan telah diolah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) dan bahkan dicicipi oleh staf dapur sebelum didistribusikan ke sekolah.

Setelah dilakukan uji laboratorium oleh BPOM dan Labkesda Bengkulu, diketahui bahwa bakso menjadi sumber utama keracunan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebong, Rachman SKM MSi, membenarkan temuan tersebut.
"Ya, baksonya yang terkontaminasi, itu ada bakterinya. Sedangkan yang lainnya aman," ujarnya kepada Tribun Bengkulu, Rabu (3/9/2025).
Pihak kepolisian juga mengkonfirmasi bahwa bakso tersebut mengandung bakteri Staphylococcus aureus, yang dapat memicu gejala keracunan seperti mual, muntah, diare, sakit perut, dan pusing.
Bakteri ini umum ditemukan di kulit, hidung, atau tenggorokan manusia, dan bisa menghasilkan racun berbahaya jika masuk ke dalam makanan.
Kontaminasi makanan oleh Staphylococcus aureus biasanya terjadi akibat proses pengolahan yang tidak higienis, seperti penyimpanan pada suhu yang tidak sesuai, makanan dibiarkan terbuka terlalu lama, atau tangan yang tidak bersih saat mengolah bahan.
Pihak Dinkes menyatakan masih akan berkoordinasi dan menindaklanjuti temuan tersebut untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Baca juga: Anggaran Khusus untuk Bupati Disebut Capai Rp100 M Viral di Media Sosial, Pemkab Angkat Bicara
Kejadian 456 siswa keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Bengkulu turut menjadi sorotan media asing, termasuk Al Jazeera dan Reuters.
Diberitakan, puluhan siswa TK hingga SD bahkan guru diduga mengalami keracunan usai menyantap makanan program MBG.
Insiden ini disebut sebagai kasus terburuk sejak program unggulan Presiden Prabowo Subianto diluncurkan pada Januari 2025.
Baca juga: Dicurigai Bukan Ojol, Riska Tunjukkan Dapat Rp3 Juta Seminggu di Aplikasi, Ungkap Pesan Gibran
Al Jazeera menuliskan pada 3 September 2025, ratusan anak berusia 4–12 tahun mulai dilarikan ke rumah sakit sejak Kamis (28/8/2025) pekan lalu.
Mereka dilarikan setelah mengeluh sakit perut usai menyantap makanan sekolah gratis.
Rekaman video dari pemerintah daerah menunjukkan antrean panjang anak-anak yang membutuhkan perawatan darurat.
Reuters melaporkan pada 2 September 2025, Wakil Gubernur Bengkulu, Mian, mengumumkan penghentian sementara operasional dapur penyedia makanan gratis.
"Kami akan menghentikan sementara operasional di dapur ini sambil menyelidiki letak kelemahannya," ujarnya.
"Ini ranah tim investigasi BGN (Badan Gizi Nasional) dan pihak berwenang," imbuh Mian, melansir Tribunnews.com.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Kabupaten Maros
SMAN 6 Kabupaten Maros
dapur penyedia MBG
Mitra Dapur SPPG Bontoa
berita viral
TribunJatim.com
Imbas Pukul Warga Sendiri, Kades Jadi Tersangka, Diberi Waktu 1 Bulan Tak Minta Maaf |
![]() |
---|
Usai Pagar Laut Kini Muncul Tanggul Beton Setinggi 2 Meter, Nelayan Mengeluh Penghasilan Berkurang |
![]() |
---|
Istri Ungkap Gelagat Anggun Sopir Bank Sebelum Gondol Uang Rp10 M: Jujur Malu Saya |
![]() |
---|
Sosok Polisi Suruh Lepas Maling Motor yang Ditangkap Warga, Kini Diperiksa Propram |
![]() |
---|
Tangis Bayi 8 Bulan Lihat Keluarganya Dibunuh Gegara Uang Rp750 Ribu, Ikut Ditenggelamkan Pelaku |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.